Hey, cari tahu yuk! Apakah kita tergolong cewek rasis dengan mengenali tanda-tanda rasisme. Rasis atau mengkotak-kotakan perbedaan agama, jenis kelamin, pendidikan, warna kulit, suku dan lain-lain bukan sikap yang baik girls. Sikap rasis enggak hanya merugikan diri kita sendiri, tapi juga orang lain di sekitar kita. Rasis juga menjadi salah satu faktor kuat terjadinya bully di masyarakat. Supaya kita enggak terjebak dengan sikap yang salah, cari tahu apakah kita tergolong cewek rasis dengan mengenali tanda-tanda rasisme yuk!
Arti Rasisme
Menurut Wikipedia, rasisme itu suatu sistem kepercayaan yang menyatakan perbedaan biologis pada ras manusia buat menentukan budaya atau individu satu sama lain. Ada ras yang lebih tinggi dan punya hak mengatur ras lain yang kedudukannya lebih rendah. Rasisme menjadi kontroversial yang berkembang menjadi isu sensitif lain seperti SARA.
Baca juga: Ciri-Ciri Sikap Rasis Yang Harus Kita Waspadai
Kalau misalnya, kita enggak mau berteman sama teman di sekolah karena kulitnya hitam atau beda suku atau beda agama, artinya kita tergolong rasis. Segala bentuk rasis apalagi yang memicu tindakan kekerasan atau bully salah besar girls. Jangan merasa bangga karena kita merasa diri kita sempurna, kita enggak mau berteman atau memusuhi teman yang menurut kita berbeda.
Kenapa Bisa Terjadi
Menurut Australian Race Discrimination Commissioner, Tim Soutphommasane, dalam situs Dolly, sikap rasisme sebenarnya diajarkan secara turun temurun. "Sikap ini adalah sesuatu yang kita pahami dari sesuatu, dan bikin kita berpikir enggak ada yang salah dengan percaya hal seperti ini kepada orang lain," ungkap Tim.
Baca juga: Hal Yang Wajib Dilakukan Saat Terjadi Perilaku Rasisme
Psikolog ternama, Winnifred Louis, dari School of Psychology, University of Queensland, juga setuju sama pendapat Tim. Sikap rasisme, khususnya yang terjadi sama remaja biasanya dipelajari kita dari orangtua atau dari media. Contohnya, kita tiba-tiba merasa paranoid atau langsung men-judge seseorang buruk padahal kita belum pernah bertemu sebelumnya. Atau pikiran kita terlalu berlebihan dan seakan mengalami pengalaman yang paling negatif terhadap seseorang dan jadi provokator supaya semua orang benci sama orang ini.
(stefanie, foto: wordpress.com)
KOMENTAR