Pernah mengdengar kata hoarding? Hoarding adalah kegiatan menimbun sampah atau barang-barang enggak berguna. Seperti seperti koran bekas, kemasan plastik, botol minuman, dan benda-benda enggak penting lainnya. Pelakunya disebut hoarder. Kenapa seseorang bisa menjadi penimbun sampah atau hoarder sih?
Baca bagian sebelumya dengan klik di sini.
Sulit Berpisah
CHD memiliki 2 ciri. Pertama, mereka mengumpulkan benda yang tidak memiliki nilai. Kedua, mereka tidak mampu berpisah dengan benda-benda yang mereka kumpulkan. Benda-benda yang dikumpulkan biasanya koran bekas, kardus bekas, kaleng minuman, surat, catatan, baju bekas, dan sebagainya. Namun pada kasus yang lebih ekstrem, ada juga yang mengumpulkan binatang hingga mencapai ratusan ekor.
CHD berhubungan dengan gangguan lain, termasuk bipolar, kecemasan sosial, dan depresi. Beberapa pasien dengan anorexia nervosa , demensia, skizofrenia, atau gangguan psikis lain, bisa juga merupakan indikasi CHD. CHD juga berkaitan dengan Attention Deficit Disorder (ADD) yang tak mudah ditangani, karena mayoritas akan menolak perubahan dan menunda-nunda keputusan.
Obat antidepresan yang membantu meningkatkan kadar serotonin di dalam otak terbukti mampu memberi efek perbaikan pada CHD. Namun, obat saja tak cukup. Perlu terapi kognitif perilaku (Cognitive-Behavioral Therapy ) yang lebih efektif membantu para hoarder ini. Selebihnya, yang bisa dilakukan adalah membantu mereka melewati masa transisi menuju kebiasaan yang lebih sehat.
(hasto/tabloidnova.com, foto: tvfanatic.com)
Penulis | : | cewekbanget |
Editor | : | CewekBanget |
KOMENTAR