Pecaya enggak. Kalau sebenarnya pelaku itu juga menjadi korban karena dengan mem-bully, dia merugikan dirinya sendiri? Karena itu, menghadapi pelaku enggak bisa dengan kekerasan, girls. Karena, hanya akan membuat dia semakin menjadi-jadi. So, what should we do?
Aprishi, seorang pekerja sosial di salah satu panti asuhan pernah melakukan penelitian ke beberapa sekolah tentang bullying. Ini dia lakukan ketika masih kuliah di jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia. Aprishi bahkan pernah bertemu korban bullying yang melakukan percobaan bunuh diri, lho.
Ini membuatnya tergerak untuk mengkampanyekan anti bullying lewat blog www.carikapapaya.com di mana siapa aja bisa bercerita tentang pengalamannya menghadapi bullying. Aprishi juga mengeluarkan buku Cool In School, Buku Pintar Bergaul di Sekolah untuk membuat remaja sadar akan bahaya bullying. Dan berikut enam tips dari Aprishi yang bisa kita coba.
Alasan
Cari tahu apa yang membuat dia mem-bully. "Latar belakang berpengaruh dalam tindakan seseorang. Mungkin sebelumnya dia juga di-bully, atau di rumah mendapat kekerasan, atau dari pacarnya," saran Aprishi.
Tidak mengucilkan
Sebenci apa pun kita sama si pelaku, jangan pernah mengucilkannya karena hanya akan memperparah tindakannya.
Beri contoh
Jangan langsung memvonis dia bersalah karena kemungkinan pelaku ini akan defensif. Sebaiknya beri contoh kejadian lain yang mirip dengan tindakannya sehingga dia bisa melihat akibat dari perbuatannya.
Jangan memaksa
Sama seperti korban, pelaku juga enggak akan bisa dipaksa untuk berhenti. Mungkin awalnya mereka akan defensif, tapi kita bisa terus mendekatinya perlahan-lahan.
Kerjasama dengan pihak sekolah
Penulis | : | cewekbanget |
Editor | : | CewekBanget |
KOMENTAR