Belum lama ini hashtag #NikahMuda beredar di social media. Sempat melihatnya juga? Enggak terlalu peduli karena pacar aja sekarang belum punya apalagi mikirin nikah muda? Eits, jangan salah, girls. Walaupun kesannya jauh banget, tapi ini isu yang erat kaitannya sama kita, remaja cewek. Sebelum ikutan share hashtag #NikahMuda atau ikutan komentar, mendingan baca dulu fakta yang harus kita tahu soal nikah muda ini, deh.
Indonesia tertinggi ke-dua di ASEAN
Tahu enggak sih, girls? Berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BkkbN) tahun 2012, Indonesia termasuk negara dengan pernikahan muda yang masuk ke top 30. Indonesia ada di ranking 37 dunia, lho. Indonesia juga tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja.
Dilansir Republika, tahun 2015 Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mencatat presentase cewek di usia 20 hingga 24 tahun yang menikah sebelum usia 18 tahun itu sampai 23 persen. Presentase itu bisa diperkirakan pernikahan muda terjadi di hampir semua wilayah Indonesia.
Banyak terjadi di belahan dunia
Menikah muda ini pun banyak terjadi di belahan dunia lainnya. Menurut data UNICEF, negara dengan jumlah menikah muda tertinggi itu berada di benua Afrika. Di benua Afrika, belahan barat dan tengah punya presentase menikah muda 42 persen. Di belahan Sahara 39 persen. Di belahan utara dan selatan 36 persen.
Nigeria terpilih sebagai negara dengan presentase menikah muda tertinggi di dunia nih, girls. Menurut data girlsnotbride, di Nigeria rata-rata tertinggi yang sering menikah muda itu cewek. Presentasenya mencapai 74 persen.
Kampanye UNICEF
Berdasarkan data pernikahan muda di Indonesia itu, Indonesia masih berada di peringkat rendah. Tapi kemungkinan presentase itu bisa meningkat kalau enggak ada antisipasi yang dilakukan. UNICEF pun sedang melakukan banyak kampanye stop child marriage, nih. Kampanye-kampanye yang udah dilakukan itu meluncurkan buku berjudul Kemajuan yang Tertunda: Analsiis Data Perkawinan Usia Anak di Indonesia. Buku itu ternyata hasil kerja sama UNICEF dan BPS khusus untuk Indonesia. Kampanye lainnya seperti share poster “Ending Child Marriage: Progress and Prospects” juga dilakukan oleh UNICEF.
Kenapa sih UNICEF, BPS, dan organisasi lainnya berusaha buat antisipasi meningkatnya pernikahan muda? Ternyata menikah muda itu banyak berdampak bagi gaya hidup, biologis, dan psikologis. Dampak bagi gaya hidup, biologis, dan psikologis yang kayak gimana sih? Lihat di halaman berikutnya.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR