Hari ini (19/8) di Jakarta, Bosch, salah satu perusahaan penyedia layanan dan teknologi global, memberikan penghargaan kepada 3 tim remaja sebagai young inventor yang berkontribusi positif bagi Indonesia. Apa saja yang mereka cipatakan sehingga disebut penemu muda? Kenalan yuk sama 3 tim ini!
Materi Bahan Baku Pesawat dari Kulit Singkong
Raafi, mahasiswa Universitas Diponegoro jurusan Teknik Kimia, bersama rekan satu timnya, Suprihatin yang masih duduk di bangku sekolah SMA PGRI 2 Pati ini berkolaborasi menciptakan materi industri pesawat terbang, khususnya materi bagian interiornya. Enggak hanya bisa digunakan untuk pesawat, tapi juga untuk kapal laut dan otomotif. Dan, kita bakal kaget pas tahu temuan mereka ini dibuat dari komposit kulit singkong dan pelepah pisang lho! Penemuan mereka berhasil menyabet medali emas di ajang internasional Young Inventors Project Olympiad (IYIPO) juga, di Geogria, April lalu. Fakta lainnya lagi adalah mereka sama-sama baru berumur 17 tahun, dan telah berhasil mengalahkan 35 peneliti muda serta menyisihkan 100 proyek penelitian dari seluruh dunia di ajang tersebut. Bener-bener young and inspiring banget ya!
D’Box CC untuk Deteksi Kemurnian Udara
Kalau dibilang remaja-remaja Indonesia banyak yang berbakat untuk jadi peneliti dan penemu muda, itu pasti bener banget. Soalnya, enggak cuma Raafi dan Suprihatin, ada tim lainnya yang anggotanya juga masih duduk di bangku SMA kelas 3, yaitu Aan Aria Nanda dan Feriawan Tan. Keduanya sama-sama bersekolah di SMA Tarakan 1. Tim mereka berhasil menemukan alat pendeteksi kelayakan udara. Terinspirasi dari kabut asap yang sempat melanda Indonesia beberapa waktu lalu, mereka menciptakan alat pendeteksi kelayakan udara guna mengetahui kadar karbon dioksida (CO2) dan karbon monoksida (CO) di udara yang kita hirup. Enggak main-main, temuan mereka ini berhasil memperoleh penghargaan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta pemenang di ajang International Exhibition for Young Inventors (IEYI) di Tiongkok. Temuan Aan dan Feriawan ini mereka namakan D’Box CC, si pendeteksi kemurnian udara.
Helm Anti-Ngantuk
Melihat banyaknya angka kecelakaan motor akibat pengemudi yang mengantuk, telah mendorong dua peneliti muda, Kristiawan Manik dan Ricky Nathaniel Joevan untuk membuat Androsys, nama helm anti-ngantuk buatan mereka. Dua pemuda berusia 23 tahun ini juga menjelaskan cara kerja temuan mereka. Androsys memanfaatkan denyut nadi sebagai sensor kantuk seseorang ketika mengemudi. Jika denyut pengemudi kendaraan tidak sampai 80 denyut/menit, berarti pengemudi tengah mengantuk, dan vibrator yang terpasang di Androsys akan bergetar secara berkala untuk mencegah kantuk. Temuan Kristiawan dan Ricky ini enggak cuman bermanfaat banget untuk mengurangi tingkat kecelakaan akibat kantuk, tapi juga dihargai di ajang internasional lho. Buktinya, Androsys meraih medali emas untuk kategori “Penemuan/Invention” di ajang Innovation & Design Competition (IIID) 2014 di UITM Johor Malaysia. Ajang ini diikuti oleh 140 tim dari berbagai negara antara lain Thailand, Malaysia, Swedia, Australia, Amerika Serikat, dan lainnya.
Habis baca kisah temuan tiga tim peneliti di atas, bikin kita sadar kalau Indonesia punya banyak banget remaja berbakat penerus masa depan bangsa. Dan, pastikan kita salah satu kebanggaannya ya! (veronica)
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR