Girls, apa yang ada di benak kalian ketika diminta menggambar pemandangan? Dua gunung, sawah, pohon, dan matahari yang terbit di antara dua punggung gunung? Ya, gambar-gambar itulah yang selalu muncul. Gambar yang sudah kadung nyantol di kepala, karena ajaran yang stereotip.
Enggak ada yang salah, sih, dengan gambar itu. Hanya saja, ajaran atau pandangan kayak gini membuat kita enggak kreatif.
“Karena jawaban selalu default,” kata Adrianus Yosa Aprilio, dari Decoding Indonesia saat seminar di acara LINE CREATIVATE 2016.
Kalau kita mau jadi orang yang kreatif, lupakan jawaban default itu. Ayo, berkreasi membuat sesuatu yang baru. Saat ini Indonesia butuh banyak kreator-kreator baru, lho!
“Untuk industri game saja, setiap tahun Indonesia punya kapasitas US$ 600 juta. Sayang, kan, kalau uang sebesar itu jatuh ke game developer luar? Jadi saatnya kita lokal mengambil peluang itu,” ujar Adrian.
Memang, sih, enggak mudah membuat game yang sukses. Namun Adrian menyarankan bagi yang berminat untuk segera beraksi, melakukan langkah nyata. Game sederhana dan berbasis lokal bisa menjadi pilihan pertama. Kalau gagal? Ya, coba lagi! Jangan ada kata putus asa. Adrian memberi gambaran, banyak developer game baru sukses setelah beberapa kali membuat game.
“Coba tanya ke pembuat game Tahu Bulat. Untuk bisa sukses seperti ini sudah berapa kali membuatnya?” kata Adrian.
Kalau Adrian menyarankan untuk menyingkirkan hal-hal yang sifatnya otomatis alias default dan harus menjadi orang yang pantang menyerah, maka Rifal Jaelani, kreator sticker Kekinian yang sangat laris di LINE, punya jurus jitu untuk berkreasi. Bila sudah menemukan ide, kata Rifal, segera eksekusi.
Anak Medan kelahiran Subang ini bahkan punya quote yang bisa kita tiru.
“Kita enggak akan sampai ke tujuan jika hanya melihat Google Map. Melangkahlah!”
Jadi, mari mulai berkreasi dan beraksi, girls!
Penulis | : | Debora Gracia |
Editor | : | Debora Gracia |
KOMENTAR