“Expectation is the root of all heartache.”
Quote ini sering banget kita dengar, baca, atau tahu dari orang lain. Benar adanya ketika terlalu banyak berharap akan menghasilkan sakit hati yang berkali lipat dibandingkan yang enggak mengharapkan apapun dari awal. Tapi bukannya berharap itu enggak salah?
Begitu juga yang terjadi ketika ada cowok mendekati kita. Enggak harus kita suka dari awalnya, tapi yang namanya cewek kalau diberi perhatian lebih, merasa dibutuhkan dan disayangi, akan jadi baper juga kan? Padahal cowok mendekati kita enggak selalu bermaksud untuk jadi pacar kita. Ada banyak alasan yang bisa saja disimpan dalam dirinya, dimana kita enggak akan tahu sampai dia mengungkapkannya sendiri.
Ketika setiap cowok yang mendekati kita ternyata hanya menjadikan kita sebagai ‘perantara’ untuk mendekati teman kita sendiri, pasti rasanya nyesek banget. Terlebih lagi kalau itu enggak terjadi sekali saja. Selain merasa kecewa, sedih, dan juga marah, kita enggak bisa melakukan apapun. Kita harus baik-baik saja, meski pada akhir ceritanya justru teman kita yang jadian dengan cowok yang duluan mendekati kita.
Ini cerita curhatan bagi mereka yang pernah merasakannya juga.
Sebelumnya baca juga: Enggak Perlu Merasa Bersalah, Ternyata Kita Mungkin Banget Suka Sama Dua Orang Dalam Waktu Bersamaan
Curhat Mereka
“Aku punya teman yang kemanapun kita memang suka bareng. Temanku ini menarik dan punya banyak ‘fans’. Tapi dia enggak pernah kecentilan depan cowok atau tebar pesona gitu, ya memang dianya saja yang cantik jadi banyak yang suka. Aku enggak pernah masalah kalau ada kakak kelas atau teman dari kelas lain yang nanyain nomor atau ID LINE dia. Tapi lama-kelamaan aku merasa terpojokkan sendiri, kayak kalau ada cowok kenalan sama aku pun tujuannya biar caritahu tentang temanku ini. Masih terjadi sampai sekarang dan aku enggak tahu gimana caranya bilang sama temanku.” (Novi-16 tahun)
“Aku pernah dekat dengan seorang cowok, dia baik banget deh. Rajin banget ngechat, nelpon, dan beberapa kali mengajak aku jalan bareng. Hanya saja aku belum mengiyakan karena baru kenal juga. Dia sebenarnya satu sekolah samaku tapi dulu aku enggak kenal. Sampai pada satu hari, aku mau diajak jalan sama dia, nah pas lagi jalan berdua, dia malah nanyain salah satu temanku. Katanya dia minta aku buat deketin dia sama temanku. Aku merasa kayak dipermainin saja, setelah itu aku enggak mau dihubungi dia lagi. Aku juga enggak pernah kasitahu temanku tentang cowok itu.” (Vivi-18 tahun)
Enggak salah kok, ketika dekat dengan cowok, kita ya berharap bisa jadian sama dia. Tapi kita harus pahami kalau enggak selalu kenyataan berbanding lurus dengan harapan kita. Anggaplah kita berada dalam posisi seperti dua cewek diatas, apa yang harus kita lakukan? Langsung minder dan mengganggap diri kita enggak berharga?
Kalau ada cowok yang deketin kita dan ternyata tujuannya malah buat deketin teman kita, itu artinya dia enggak pantas mendapatkan kita. As simple as that, girls. Kita enggak perlu menangis semalaman dan meratapi nasib, suka dengan cowok bukan berarti harus jadi pacarnya kan?
Setiap dari kita punya kelebihan dan keunikan masing-masing, tinggal kita saja yang kadang belum tahu apa yang jadi keunikan kita. Memahami diri sendiri itu penting sehingga kita akan terhindar dari rasa insecure berlebihan dan jadi lebih percaya diri. Ketika kita mampu mencintai diri sendiri, disaat itu juga percaya deh bakalan ada cowok yang melihat ke arah kita. Tentunya, bukan menjadi kita hanya sebagai selingan atau perantara saja.
Penulis | : | Debora Gracia |
Editor | : | Debora Gracia |
KOMENTAR