Tiga mahasiswa peserta Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta meninggal dunia seusai menjalankan Diksar di Gunung Lawu, Tawangmangu, Jawa Tengah. Ketiga diduga mengalami kekerasan oleh senior-seniornya saat Diksar.
Kegiatan yang diberi nama The Great Camping (TGC) dilaksanakan dari 14-22 Januari 2017 adalah kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahun. Tahun ini ada 37 peserta TGC, yang terdiri dari 34 peserta cowok dan 3 peserta cewek. Kegiatan tersebut sudah berlangsung selama 37 tahun.
Ini kronologis kejadian meninggalnya tiga mahasiswa peserta Diksar Mapala UII Yogyakarta:
Kegiatan Sesuai Prosedur Universitas
Kegiatan TGC dilaksanakan setiap tahun dan selalu melalui prosedur universitas, begitu pula dengan TGC yang diadakan tahun ini. Rektor UII Harsoyo, dilansir dari Kompas.com, mengatakan bahwa ada proposal ke universitas, ada penanggung jawab, surat izin orangtua, dan ada validasi kesiapan peserta. Setiap peserta juga wajib menjalani tes kesehatan dan memiliki surat keterangan sehat dari dokter. Beliau juga mengatakan sebelum pelaksanaan, setiap tahap kegiatan TGC juga ada pemeriksaan dari tim medis. Hanya saja ketika kegiatan berlangsung
Penyebab Meninggalnya Tiga Peserta Diksar
Ketiga mahasiswa peserta TGC, Muhammad Fadhli, Syaits Asyam, dan Ilham Nurfadmi Listia Adi enggak meninggal bersamaan. Muhammad Fadhli, mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2015, meninggal dunia karena hiportemia pada hari Jumat, 20 Januari 2017, dalam perjalanan menuju RSUD Karanganyar.
Mahasiswa kedua, Syaits Asyam, mahasiswa Teknik Industri angkatan 2015 meninggal dunia pada Sabtu, 21 Januari 2017, setelah sempat dirawat di RS Bethesda Yogyakarta. Asyam meninggal setelah sempat mengalami susah pernafasan. Dan mahasiswa ketiga, Ilham Nurfadmi Listia Adi, mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2015, meninggal Senin, 23 Januari 2017 di RS Bethesda. Ditemukan banyak luka pada tubuh Ilham.
Pengakuan Mahasiswa Peserta Diksar Sebelum Wafat
Saat Syaits Asyam dirawat di rumah sakit, sempat memberikan keterangan kepada Ibunya. Menurut Ibunya, Asyam menceritakan bahwa selama kegiatan TGC ia mengalami kekerasan dari seniornya seperti disabet menggunakan rotan, disuruh membawa air dengan menggunakan leher, dan diinjak kakinya.
Bambang Supringgo, paman dari Ilham Nurfadmi Listia Adi, menceritakan bahwa keponakannya mengaku juga dipukul oleh seniornya saat kegiatan TGC. Ia juga melihat ada sekujur luka pada kepala, kaki, tangan, dan perut Ilham membesar.
Penulis | : | Debora Gracia |
Editor | : | Debora Gracia |
KOMENTAR