Tentunya enggak ada yang mau kehilangan teman. Karena, kehilangan saja sudah bikin kita sedih banget, apalagi kehilangan teman yang kita percaya dan selaman ini selalu ada buat kita, nemenin kita di dalam keadaan apa pun. Pastinya kehilangan mereka adalah hal terburuk yang mungkin akan terjadi dalam hidup kita.
Namun, perjalanan hidup enggak pernah kita duga. Bisa saja orang yang hari ini nempel banget sama kita. besok malah terasa jauh seperti orang asing. Mungkin saja teman yang hari ini menghabiskan waktu bersama kita, besok terasa jauh dan kita enggak nyaman berada di dekatnya.
Saya pernah berada di situasi seperti ini. Ketika masuk kuliah, sebisa mungkin terus mempertahankan hubungan dengan teman semasa SMA. Namun, seiring perjalanan waktu, kami menjauh dengan sendirinya. Kesibukan masing-masing, kehidupan baru yang kami jalani, membuat kami yang tadinya super kompak, jadi orang yang seolah-olah enggak kenal satu sama lain. Pola pikir kami berubah. Pandangan hidup kami berubah. Sehingga kami enggak bisa sejalan lagi.
Jika berada di situasi seperti ini, apa kita harus tetap mempertahankan hubungan pertemanan? Sementara kita sendiri tahu, baik diri kita ataupun teman, sama-sama sudah tidak nyaman lagi dalam hubungan ini. Namun, karena enggak mau kehilangan teman, kita memaksakan diri untuk menerima keadaan yang ujung-ujungnya malah bikin kita makin enggak betah.
Ketika berada di masa kita harus kehilangan teman, kenapa enggak coba direlakan saja? Ini bukan masalah besar karena setiap orang pasti akan mengalami masa-masa seperti ini—kehilangan seseorang yang selama ini menjadi teman kita. Ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini. Buka halaman selanjutnya untuk melihat kalau kehidupan baru bisa membuat kita jadi jauh dengan orang yang ada di kehidupan lama.
Lihat di sini alasan kenapa sahabat alias BFF di usia remaja enggak harus bertahan selamanya.
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR