Di samping diet, olahraga jadi cara paling ampuh buat ngejaga bentuk badan. Karena semangat kepengin ngebentuk badan yang bagus, kita ngelakuin berbagai macam olahraga. Mulai dari lari, berenang, naik sepeda, sampai angkat beban kita lakukan. Meskipun rajin, sampai saat ini kita belum melihat hasil signifikan dari olahraga ini. Nah, daripada frustasi terus, ketiga alasan dari expert ini bisa menjawab pertanyaan kita yang satu ini. Simak selengkapnya artikel Sudah Olahraga Bentuk Badan Enggak Kunjung Berubah? Cek 3 Poin Ini Biar Usaha Kita Enggak Sia-Sia ini.
Baca juga: 10 Cara Mengecilkan Paha Tanpa Olahraga
Beda tubuh, beda respon terhadap olahraga yang sudah dilakukan
Faktor biologis adalah jawaban pertama dari keresahan kita ini. Para peneliti menyimpulkan, tubuh yang berbeda memiliki respon berbeda pula untuk berbagai jenis olahraga. Dalam studi yang dipublikasikan lewat jurnal PLOS ONE, para peneliti dari Queen’s University di Kingston Ontario dan University Ottawa menemukan fakta, bahwa tubuh beberapa orang enggak bisa merespon jenis olahraga tertentu yang mereka lakukan. Itu artinya, beberapa jenis olahraga enggak memberikan pengaruh sama sekali buat tubuh mereka. Kalau sudah begini, sebaiknya kita coba jenis olahraga lain yang sekiranya berpengaruh.
Waktu berolahraga berpengaruh besar
Dalam jurnal penelitian yang sama, beberapa orang mengatakan, tubuh mereka bisa merespon jenis endurance training ketimbang interval training. Tipe endurance training adalah olahraga yang dilakukan dalam jangka waktu panjang, kayak berenang jarak jauh, lari dengan kecepatan konstan, dan bersepeda. Beda sama endurance training, interval training adalah olahraga yang dilakukan secara dengan waktu istirahat berulang. Jadi, kita mesti mencoba jenis olahraga mana yang memang sesuai sama tubuh kita.
Baca juga: 5 Cabang Olahraga yang Enggak Banyak Diketahui Ada di Olimpiade. Kamu Tahu?
Tes respon tubuh kita
Kalau masih belum berpengaruh juga buat tubuh, coba saran dari salah satu peneliti dalam riset tadi, Dr. Brendon Gurd. Ia menyarankan buat mengukur perkembangan kita lewat dua studi yang sederhana. Pertama, lari di treadmill dan pilih satu kecepatan untuk 10 menit. Setelah itu, ukur denyut nadi kita. Lalu, pilih jarak lari dan hitung berapa lama kita bisa mencapainya. Lanjutkan rutinitas olahraga kita setelah melakukan tes percobaan tadi.
Setelah beberapa minggu, coba lakukan kembali tes barusan. Hitungan denyut nadi kita seharusnya lebih rendah dan kita mesti lari lebih cepat dibandingkan tes pertama. Kalau dua hal tadi enggak terjadi, berarti kita mesti mengganti rutinitas olahraga kita.
Sumber: Hellogiggles
Penulis | : | Lana Syahbani |
Editor | : | Lana Syahbani |
KOMENTAR