Selama hidup, pasti selalu menemukan orang-orang yang enggak sejalan sama kita. Entah bertemu dengan teman yang menjengkelkan ataupun pacar yang enggak ngertiin kita. Terkadang kita merasa orang yang paling kasihan di dunia karena selalu bertemu dengan orang yang salah. Merasa percuma waktu kita terbuang sia-sia. Padahal kalau dipikir lagi, sebenarnya kita sangat butuh bertemu dengan orang orang yang salah dalam hidup. Kok, bisa?
Belajar
Karena bertemu dengan berbagai macam orang dengan sifat yang berbeda, kita bisa belajar dari mereka. Belajar untuk tidak memiliki sifat yang bertentangan dengan semestinya. Kita dapat belajar menerima perbedaan pada orang lain dan memiliki sudut pandang yang berbeda pula ketika kita dihadapkan dengan suatu masalah, kita juga dapat belajar dari masa lalu dengan lebih memilih berteman atau menjadikan seseorang yang baik sebagai pasangan kita nanti.
Menjadi Seseorang yang Adaptif
Bertemu dengan orang yang salah membuat kita menjadi orang yang adaptif. Kita jadi lebih mudah adaptasi dengan lingkungan karena sudah bertemu dengan orang orang yang memiliki sifat dan kebiasaan yang berbeda-beda.
(Baca juga: 3 Cara Ampuh Buat Menghadapi Teman Bermuka Dua yang Suka Nusuk dari Belakang)
Pikiran Menjadi Terbuka
Pikiran kita menjadi terbuka karena kita tahu, enggak ada sesuatu yang sama. Ibaratnya, enggak semuanya orang orang itu jahat dan gak semuanya orang orang itu baik. Keterbukaan pikiran kita untuk menerima sesuatu yang baru dari luar batas toleransi pengertian kita menandakan kalau kita mampu untuk membuka diri terhadap apapun yang bisa saja menggoyangkan prinsip. Seperti yang diketahui, enggak gampang menerima suatu prinsip dari luar sana yang berbeda, bahkan bertentangan dengan prinsip dasar berpikir yang sudah kita punya.
Intropeksi Diri
Kita berulang kali bertemu dengan orang yang jahat sama kita. Entah sahabat sendiri yang di depan baik, tapi di belakang dia selalu menjelekkan. Ataupun mantan pacar yang enggak setia. Hal wajib yang harus segera dilakukan saat berada di situasi seperti ini adalah intropeksi. Tanya pada diri sendiri, apakah kejelekkan yang dibicarakan teman tentang kita memang benar? Apakah mantan pacar enggak setia karena kita juga enggak berusaha? Jawab pertanyaan itu dengan sejujur-jujurnya. Jika iya, ada baiknya kita mulai memperbaiki kesalahan dan bertekad untuk jadi lebih baik lagi. Jika enggak, silakan tertawa dan kembali lagi ke poin pertama, ya.
(Baca juga: Enggak Perlu Buru-buru, Ini 8 Tanda Kita Belum Butuh Pacaran)
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR