Selama ini kita hanya sekadar tahu kalau kanker adalah sebuah penyakit ganas yang sulit untuk disembuhkan. Apalagi di serial drama atau film, penderita kanker sering digambarkan sebagai sosok yang lemah dan enggak berdaya.
Namun, Addinda Sonang Danial (27) mematahkan stereotip tersebut. Cewek yang akrab dipanggil Dinda ini mengidap kanker darah alias leukemia. Namun, dia enggak menjadikan kanker sebagai alasan untuk berhenti berjuang untuk membuat Indonesia jadi lebih baik.
(Belajar dari Julia Perez, ini yang harus kita tahu tentang kanker serviks)
Terkena Kanker Darah
Pada 2007, Dinda menyadari perubahan pada tubuhnya sejak dia mulai merasa kembung dan muncul memar-memar di tubuhnya. Namun saat itu dia enggak punya pikiran macam-macam.
Di 2008, dia pun mendapatkan kesempatan untuk menjalani medical check up saat akan menjadi guru di salah satu sekolah di Bandung.
Saat itu ditemukan kejanggalan pada jumlah darah putihnya yang tinggi. Dokter pun memberi Dinda obat untuk menambah darah merah. Namun, kembung yang dirasakan dan memar-memar di tubuhnya semakin parah.
“Aku pun kembali melakukan tes lanjutan untuk periksa darah karena bisa jadi itu semua cuma infeksi. Tapi akhirnya belakangan diketahui ternyata aku mengidap kanker darah,” ujar Dinda. “Begitu tahu, aku tetap berkegiatan seperti biasa karena aku merasa tubuhku sehat-sehat aja,” lanjutnya.
Saat itu Dinda memilih untuk enggak memberi tahu keluarga dan orang-orang terdekatnya karena dia merasa tubuhnya baik-baik aja.
Menjelang 2013, orangtuanya mulai mempertanyakan obat-obatan yang selalu diminumnya, serta keadaan tubuhnya yang semakin lama tambah kurus.
“Mereka menyangka aku narkoba karena minum obat terus dan badan jadi makin kurus,” cerita Dinda sambil tertawa. “Akhirnya aku cerita ke mereka, awalnya mereka sedih banget dan terus menangis. Tapi setelah berikan pemahaman bahwa kanker tuh sama aja kayak penyakit lain, tergantung mindset kita aja. Mereka akhirnya mengerti.”
(Pesan untuk mencintai diri sendiri dari lagu baru IU)
Menjalani Pengobatan Medis
Setelah keluarga mengetahui keadaan Dinda, mereka pun menyarankannya untuk menjalani pengobatan medis.
Dinda menjalani berbagai macam perawatan, mulai dari kemoterapi, terapi sinar, sampai cangkok sumsum tulang belakang.
“Makin lama pengobatannya makin intensif. Awalnya sebulan sekali, kemudian sebulan tiga kali, lalu seminggu sekali. Tapi enggak ada perkembangan baik di jumlah sel darah putih atau keadaan fisik. Aku sudah duduk di kursi roda dan berat badanku turun sampai 30 kg. Sebenarnya yang membunuh pelan-pelan itu bukan kankernya, tapi kemoterapinya,” ujar Dinda yang mengaku merasa terkekang karena enggak bisa bebas saat menjalani pengobatan di rumah sakit.
Dinda adalah seorang relawan pengajar yang mengabdikan dirinya untuk membantu anak-anak jalanan dan anak desa di Jawa Barat untuk bisa membaca serta menulis. Walaupun enggak turun langsung untuk mengajar, Dinda masih memantau keadaan di desa-desa tersebut.
Dinda menyadari bahwa banyak teman-temannya yang mundur dari program mengajar tersebut karena beberapa alasan.Padahal banyak anak-anak di sana yang masih belum bisa membaca dan menulis.
Akhirnya Dinda memutuskan untuk menghentikan pengobatan dan kembali ke aktivitas mengajarnya di desa.
“Masa gara-gara kanker doang aku berhenti sih,” tukasnya.
Melihat Dinda yang enggak pernah patah semangat justru menjadikannya sebagai sosok inspiratif bagi pengajar yang lain. “Pertama kali balik mengajar, aku masih membawa-bawa botol infus. Setelah melihat aku aktif kembali, malah makin banyak yang ikut terdorong untuk mengajar.”
Dinda enggak pernah menyerah dan tetap berkontribusi dalam kegiatan sosial. Klik halaman selanjutnya untuk tahu bagaimana cara Dinda untuk terus berpikir positif!
(Curhat mahasiswi yang dibully netizen akibat salah komentar tentang penyebab kehamilan, cek di sini)
Terus Aktif dalam Kegiatan Sosial & Tetap Positif
Dinda juga sempat pindah ke Bali untuk mewujudkan mimpi-mimpinya di sana. Dia membuka bisnis properti sambil terus aktif dalam kegiatan sosial, yakni penyelamatan hewan.
“Aku harus bikin perubahan untuk Indonesia. Negara ini masih butuh banyak orang, kalau aku sakit kan jadi berkurang satu orangnya. Ketika tahu kalau kena kanker, aku malah berpikir hal baik apa ya yang bisa aku lakukan di kehidupanku ini,” jelas cewek kelahiran 27 November 1989 ini.
“Masih banyak orang yang lebih sakit dari aku. Aku masih bisa bernapas, bisa mengobrol, dan bisa beraktivitas. Hewan-hewan aja sudah banyak yang disakiti dan dipukuli sama manusia, tapi mereka tetap ceria kalau diajak main sama kita. Jadinya malu kalau mengeluh,” terangnya.
Saat menyelamatkan hewan-hewan inilah, Dinda bertemu dengan Caramel.
(Klik di sini untuk tahu penjelasan soal pelecehan seksual)
Dijaga oleh Caramel
Caramel adalah anjing kampung yang hampir disuntik mati tapi berhasil diselamatkan. Dia bertugas sebagai treatment dog yang akan memperingati Dinda ketika timbul gejala-gejala yang ganjil di tubuhnya. Jika dalam kondisi yang lemah, Dinda bisa tiba-tiba pingsan.
Namun, Caramel dapat merasakan hal itu sebelum terjadi dan akan memperingatinya dengan menggonggong-gonggong kencang. Di saat itulah Dinda akan tahu bahwa sebentar lagi dia akan drop, sehingga dia bisa lebih mempersiapkan diri.
“Aku juga pernah stroke dan mati rasa di sekujur tubuh sebelah kanan. Sebelumnya, Caramel sudah menjilati bagian tubuhku tapi yang sebelah kanan aja. Aku cuma berpikir kalau dia lagi iseng aja, eh tahunya aku stroke di tubuh bagian kanan.”
“Aku ke dokter enggak memberikan banyak pengaruh. Pengobatan yang ampuh buatku tuh bukan perawatan medis, tapi karena Caramel," jelasnya.
(Curhatan Jovi Adhiguna saat ditingal oleh kakak dan ayah untuk selamanya)
Jangan Perlakukan Aku Sebagai Orang Sakit
Menurut Dinda, sebagai keluarga atau teman yang memiliki kenalan pengidap kanker, jangan pernah memperlakukan mereka sebagai orang sakit. Sebab hal itu hanya akan membuat down.
“Cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai kanker. Soalnya kebanyakan dari kita kan cuma tau kanker dari sinetron doang. Kita juga butuh mereka percaya. Kasih kepercayaan penuh kalau kita itu sehat. Hal itu bisa memberikan energi yang besar,” tutupnya.
(Ilmuwan wanita Indonesia yang memiliki penemuan mengagumkan)
Penulis | : | Intan Aprilia |
Editor | : | Intan Aprilia |
KOMENTAR