Depresi bukanlah hal yang gampang untuk dihadapi.
Banyak dari kita yang tenggelam terlalu jauh dalam lubang depresi sampai enggak mau keluar rumah, sulit melakukan interaksi dengan orang lain, bahkan berpikir untuk mengakhiri hidup.
Namun, Cahaya (23) dan Ai (21) berhasil melewati masa-masa depresi dalam hidup mereka dengan bantuan musik Kpop.
Kepada Cewekbanget.id, Cahaya dan Ai menceritakan pengalaman mereka. Yuk kita simak!
(Baca juga: Cerita Inspiratif Cewek yang Mendirikan Sekolah untuk Anak-anak Jalanan, Keren!)
Depresi karena keluarga dan lingkungan
Cahaya mengalami depresi pada 2016 lalu. Saat itu dia baru masuk ke dunia kerja dan mencoba berbagai macam pekerjaan.
Cahaya beberapa kali keluar dari pekerjaannya karena merasa enggak cocok dan enggak sesuai dengan passion-nya.
Tapi hal ini membuat orangtuanya menganggap dia enggak serius menjalani hidup.
“Orangtua mulai mengecap aku gampang bosan dan enggak fokus. Mereka benar-benar membahas topik ini setiap hari. Ketika aku bercerita tentang lowongan pekerjaan yang bagus, mereka pun meremehkanku.
Jadilah aku mulai muak dan merasa enggak didukung. Keluarga yang seharusnya jadi support system terbesar malah bikin down dan enggak percaya diri. ” ujar Cahaya.
(Baca juga: kenapa cowok lebih rentan bunuh diri?)
Hal ini juga dialami oleh Ai yang merasa enggak didukung oleh orang-orang terdekatnya.
“Aku berada di lingkungan yang enggak pernah mendukungku. Aku sering banget menerima kekerasan verbal dari keluarga dan pacarku saat itu,” cerita Ai.
“Aku dilarang makan sama pacarku supaya enggak gemuk. Kalau melakukan kesalahan pun selalu diungkit-ungkit terus sehingga aku jadi benci sama diriku sendiri,” lanjutnya.
(Baca juga: Kenapa Kita Sebagai Remaja Rentan Kena Depresi?)
Dampak depresi
Depresi memiliki dampak yang berbeda bagi setiap orang.
Menurut psikiater Rumah Sakit Omni Alam Sutera, dr. Andri Sp.KJ dilansir dari Kompas.com, kita yang mengalami depresi akan merasa putus asa dan enggak ada harapan akan hidup.
Kita juga bakal sulit konsentrasi, malas, enggak bertenaga, enggak nafsu makan, dan muncul ide untuk bunuh diri.
Cahaya mengaku jadi malas berinteraksi dengan orang dan menarik diri dari dunia luar, bahkan dari teman-temannya.
“Aku takut sama komentar-komentar mereka yang merasa lebih paham keadaanku. Aku sudah cukup menerima komentar jelek dari keluarga, aku enggak butuh komentar dari orang lain lagi,” ujar Cahaya.
Sedangkan dampak depresi yang dirasakan oleh Ai adalah rasa minder dan enggak percaya diri karena terlalu sering mendapat komentar negatif.
“Karena selalu diremehkan, aku jadi merasa diriku bodoh. Aku pun suka menyiksa diri sendiri dengan cara enggak makan. Berat badanku pernah turun drastis sampai enggak kuat untuk keluar rumah dan naik turun tangga,” ujar Ai.
(Baca juga: Pikiran Untuk Bunuh Diri Datang Tanpa Disadari & Sering Dianggap Remeh. Waspada Sebelum Terlambat)
Kpop membantu mereka untuk bangkit kembali
Pada awalnya Cahaya dan Ai bukanlah penggemar musik Kpop. Bahkan Cahaya mengaku kalau dia sempat menganggap musisi Kpop aneh karena dandanan mereka yang sering out of the box.
Tapi tanpa sengaja dia melihat music video BTS berjudul Fire di YouTube. Dia pun mulai tertarik karena mendengar musik dan dance BTS yang powerful.
Dari situ Cahaya mulai mencari tahu lebih dalam tentang BTS, kemudian dia menyadari bahwa banyak lagu BTS yang mewakili keadaannya saat itu.
“Hampir semua lagu BTS tuh relevan banget sama anak muda kayak aku, mulai dari pemberontakan, ambisi, anxiety, dan kekhawatiran saat mulai beranjak dewasa.
Aku belum pernah merasa kisah hidupku sedekat ini sama musik,” cerita Cahaya yang paling merasa dekat dengan lagu Silver Spoon alias Baepsae.
“Makin ke sini aku merasa kalau aku sudah enggak melihat BTS sebagai Kpop idol biasa. Aku melihat mereka sebagai full package artist yang benar-benar membuat karya dengan cinta.”
“Aku berharap mereka enggak berhenti membagikan pikiran mereka lewat lagu, soalnya pasti enggak cuma aku yang bangkit dan semangat karena lagu mereka,” lanjutnya.
Saat mengalami depresi, Ai mulai menenggelamkan diri dengan hal-hal yang bisa membuatnya kembali ceria, salah satunya adalah musik.
Ai merupakan penyuka musik rock indie dan sebelumnya enggak pernah tertarik dengan Kpop.
Sama seperti Cahaya, Ai juga enggak sengaja menemukan music video SEVENTEEN di YouTube.
Musik SEVENTEEN yang cheerful pun membuat Ai merasa senang.
“Lagu mereka yang berjudul Very Nice aku pasang sebagai alarm, aku jadi semangat lagi untuk bangun pagi. Sampai setiap bangun pagi aku nge-dance dulu supaya makin happy,” ujar Ai sambil tertawa.
“Aku menonton semua interview, variety show, dan penampilan live mereka di YouTube. Tingkah mereka yang ceria dan tulus juga bikin aku ketularan bahagia,” lanjut Ai.
(Baca juga: 1 dari 8 Orang Indonesia Pernah Mengalami Cyberbullying. Kenapa Netizen Suka Banget Mem-bully?)
Menghadapi Kpop haters
Musik Kpop sering menerima hinaan karena dianggap kekanak-kanakan atau norak.
Cahaya dan Ai pun mendapatkan cibiran serupa dari teman-teman mereka karena menyukai Kpop.
Ai menganggap banyak yang enggak suka sama Kpop karena enggak mengerti dan enggak berusaha untuk mencari tahu lebih dalam.
“Mereka terlalu fokus sama sebagian kecil aspek Kpop, seperti makeup-nya, outfit-nya, atau dance seksinya. Padahal musik Kpop juga punya makna yang dalam kayak musik-musik lain.
Sayangnya para haters tuh enggak mau mencoba mengenal dan pikirannya kurang terbuka,” jelasnya.
Cahaya juga memiliki pendapat yang serupa dengan Ai.
“Musik ya musik. Mau musik India, dangdut, dan Kpop kan semuanya musik. Cuma karena enggak suka, bukan berarti mereka bisa merendahkan musiknya. Jangan nge-judge padahal enggak mengerti,” tutupnya.
Meski depresi adalah penyakit mental yang serius, Cahaya dan Ai perlahan mampu melewatinya dengan ditemani musik Kpop di samping mereka.
Apa Kpop juga pernah membantumu meredakan stres atau depresi?
Penulis | : | Intan Aprilia |
Editor | : | Intan Aprilia |
KOMENTAR