Dalam waktu sekitar satu minggu, terdapat tujuh sekolah yang terbakar di Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Sekolah-sekolah itu terdiri dari enam sekolah dasar dan satu sekolah menengah kejuruan. Ini 4 info yang harus kita tahu mengenai sekolah-sekolah yang terbakar ini.
(Baca juga: 3 Pekerjaan yang Disarankan oleh Bill Gates Serta Jurusan & Universitas Rekomendasinya di Indonesia)
Terjadi dalam Kurun Waktu 10 Hari
Pada 21-22 Juli, dalam kurun 24 jam, terdapat empat sekolah yang terbakar.
21 Juli pukul 13.00, SDN 4 Menteng yang jadi korban, lalu di waktu yang sama, SDN 4 Langkai juga terbakar.
Pada 22 Juli pukul 02.00, SDN 1 Langkai terbakar, kemudian satu jam kemudian SDN 5 Langkai juga terlalap api.
Beberapa hari kemudian pada Sabtu 29 Juli pukul 18.15 kebakaran melanda SDN 8 Palangka Raya.
Selanjutnya pada Minggu 30 Juli pukul 03.00, SDN 1 Menteng dan SMK ISEI terbakar.
(Baca juga: Curhat Cewek yang Pernah Menderita Bulimia & Anoreksia karena Pengin Kurus)
Diduga Sengaja Dibakar
Akibat kejadian yang berurutan terjadi, Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabra mencurigai kalau sekolah-sekolah ini sengaja dibakar.
Dilansir dari Kompas TV, terdapat kejanggalan di tempat kejadian perkara (TKP), yakni adanya sisa-sisa bekas pembakaran di plafon serta meja sekolah.
“Kalau seperti ini kondisinya, pasti ini dibakar, bukan terbakar,” ujar Sugianto kepada Tempo.co.
Sugianto meminta polisi untuk memburu pelakunya untuk mengetahui motif di balik pembakaran sekolah ini.
700 Siswa Kehilangan Tempat Belajar
Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Sahdin Hasan mengatakan bahwa terbakarnya sekolah-sekolah ini membuat lebih kurang 700 siswa kehilangan tempat belajar mereka.
“Untuk sementara anak didik kita pindahkan ke sejumlah sekolah yang ada di Palangka Raya sambil menunggu perbaikan sekolah mereka yang terbakar,” ujar Sahdin, dilansir dari Tempo.co.
(Baca juga: Lakukan 5 Cara Ini Supaya Bisa Fokus Belajar di Kelas)
Membangun Kembali Sekolah
Untuk membangun kembali sekolah yang terbakar, Sugianto berencana untuk meminta bantuan sejumlah perusahaan melalui dana corporate social responsibility (CSR).
Biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki satu sekolah sekitar Rp 2,3 miliar, kalau hanya perbaikan ringan Rp 1,8 miliar.
(Baca juga: Beredar Tutup Botol Air Mencurigakan, Ini Dia Cara Membedakan Air Mineral Asli dan Palsu)
Penulis | : | Intan Aprilia |
Editor | : | Intan Aprilia |
KOMENTAR