Hari Jumat (22/9) lalu, status Gunung Agung, Bali ditetapkan naik dari Siaga menjadi Awas oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Berikut 5 fakta soal aktivitas Gunung Agung yang perlu kita ketahui.
Kemunculan asap solfatara
Dilansir dari Kompas.com, kepala bidang mitigasi gunung api PVMBG, Gede Suantika mengatakan , asap solfatara mulai terlihat di puncak Gunung Agung pada Sabtu (23/9) sore. Tapi kemunculan asap ini belum bisa dijadikan indikator untuk menyatakan kalau Gunung Agung mengalami erupsi. Menurut Suantika, Gunung Agung dinyatakan erupsi apabila menyemburkan abu vulkanik.
Terjadi gempa
Suantika melanjutkan kalau sepanjang Sabtu (23/9), intensitas gempa menurun, tapi kekuatannya justru bertambah. Beberapa kali terjadi gempa tektonik lokal dengan kekuatan 2-3,5 SR Dari pukul 00.00-12.00 Wita Sabtu lalu, terjadi 198 gempa vulkanik & tektonik. Pada Minggu (24/9) pukul 00-06.00 Wita, terjadi 109 kali gempa vulkanik dangkal, 178 gempa vulkanik, dan 13 gempa tektonik.
Warga mulai mengungsi
Dilansir dari bbc.com, sekitar 10 ribu warga sudah dievakuasi setelah status Gunung Agung, Karangasem, Bali naik menjadi level 4 atau Awas. Pemerintah menyarankan warga untuk berada setidaknya 9 km dari Gunung Agung.
Penerbangan dari dan ke Bali masih aman
Dilansir dari Kompas.com, menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Sutopo Nugroho, situasi bandara hingga Sabtu (23/9) masih aman. “Gunung belu m meletus. Pariwisata dan penerbangan aman semua.”
Pernah meletus sebanyak 4 kali
Gunung Agung dengan ketinggian 3.142 mdpl ini pernah 4 kali meletus sejak 1800. Empat letusan itu terjadi pada tahun 1808, 1821, 1843, dan terakhir 1963. Erupsi pada tahun 1963 terjadi sejak tanggal 18 Februari 1963 – 27 Januari 1964. Letusan ini memakan korban tewas sebanyak 1148 orang dan luka-luka sebanyak 296 orang.
Penulis | : | Putri Saraswati |
Editor | : | Putri Saraswati |
KOMENTAR