Kisah Dear Nathan yang ditulis oleh Erisca Febriani ini menceritakan tentang kisah-kasih masa SMA. Cerita ini bermula dari Wattpad dan sudah diangkat menjadi sebuah film yang diperankan oleh Amanda Rawles dan Jefri Nichol. Setelah sukses dengan film, salah satu stasiun televisi swasta membuatnya menjadi series dengan cerita yang lebih panjang dan detil. Dear Nathan: The Series ini diperankan oleh Syifa Hadju dan Zikri Daulay.
Terlepas dari film atau series, Nathan memang dikenal sebagai cowok badboy. Nyatanya, Nathan memiliki sisi lain. Sisi lain tersebut menjadi alasan kenapa Nathan cocok jadiin pacar. Berikut 4 alasan karakter Nathan di Dear Nathan cocok dijadikan pacar.
Badboy : Iya, Playboy : Enggak
Nathan digambarkan sebagai sosok badboy. Ia hampir tidak pernah belajar dan selalu dikeluarkan dari kelas karena membuat guru marah.
Tetapi di balik sosoknya yang menjengkelkan, Nathan sosok yang enggak playboy alias setia. Ia cuma tertarik sama satu cewek, Salma. Nathan juga gigih buat ngedapetin Salma.
Sabar dan Dewasa
Salma yang cuek dan Nathan tetap mengejar sudah menggambarkan bahwa Nathan merupakan sosok yang sabar. Dalam ceritanya, Nathan mendapatkan sejumlah musibah seperti kehilangan orang yang disayangi, ditinggalkan oleh ayahnya dan banyak lagi. Namun, Nathan masih tegar dalam menghadapi masalahnya.
(Baca juga: 7 Quotes Nathan dari Film Dear Nathan yang Dijamin Bikin Baper dan Hati Meleleh!)
Seru
Satu sekolah pasti kenal Nathan karena kelakuannya yang bad dan dia juga antimainstream. Tetapi kalo udah deket Salma, Nathan langsung berubah.
“Di SMA kalau nggak ada murid sejenis Nathan mah nggak seru, belum berasa putih abu-abunya. Kalau semua anak di sekolah ini kalem, pasti nggak bakal rame.” – Rahma (halaman 79)
(Baca juga: 10 Karakter Cowok di Film Indonesia yang Saking Romantisnya Bikin Hati Meleleh!)
Romantis
Kalau yang satu ini sudah jelas, Nathan itu romantis. Dia sangat mengharagi Salma sebagai seorang perempuan. Bersikap lembut dan berusaha bikin Salma bahagia. Ia juga sangat menghargai wanita.
“Meskipun saya tampangnya berandalan. Tapi saya amat menghargai perempuan. Perempuan itu kayak kaca, kalau retak ya bakalan retak seumur hidup dan nggak bakal bisa balik kayak semula. Gimana pun caranya.” – Nathan (halaman 95)
Penulis | : | Kinanti Nuke Mahardini |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR