Pernah enggak kita mengalami momen di mana kita kenal sama orang, kemudian berteman. Selama berteman, kita merasa melakukan hal baik pada mereka, namun ujung-ujungnya orang itu menjauh tanpa alasan yang jelas.
Bukan kita yang berkhianat atau dia yang berkhianat, namun teman-teman kita menjauh tanpa alasan yang pasti.
Jika pernah mengalaminya, ada baiknya kita mulai merenung dan intropeksi diri. Dalam hubungan antar manusia, bukan hanya perilaku baik-buruk atau benar-salah, namun menurut David Bennet seorang pakar komunikasi mengatakan bahwa kebiasaan dan cara berkomunikasi memengaruhi hubungan antar manusia.
Cewekbanget.id melansir dari bustle.com, terdapat 10 kebiasaan yang membuat orang salah paham tentang kita dan bisa menjauh.
(Baca juga: Cowok Juga Bisa Drama! Ini 4 Cara Mudah Mendeteksi Cowok yang Drama King!)
Sarkasme dalam berbicara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia versi daring, sarkasme merupakan penggunaan kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang.
Beberapa dari kita mungkin secara tidak sadar melontarkan ucapan yang sarkas atau sebagai pembenaran “kita berbicara jujur dan apa adanya kok.”
Setiap orang yang mendapat kata sarkas dari kita cenderung merasa sakit hati dan akhirnya menjauh, deh.
Menyembunyikan perasaan
Agar tidak dibenci, tetap disukai, dan terlihat keren beberapa dari kita menyembunyikan perasaan. Namun, Tina Gilbertson, seorang psikiater mengatakan bahwa orang-orang akan berpikir bahwa emosi kita tidak stabil dan terlalu munafik untuk kondisi tertentu.
Sibuk bermain smartphone
Ini nih yang bahaya dan mungkin kita sering melakukannya. Dalam sebuah perkumpulan, sibuk bermain smartphone seolah-olah menunjukan bahwa kita tidak tertarik dengan pembicaraan.
Teman-teman yang lain akan memikirkan untuk tidak “mengajak” kita di pertemuan berikutnya. “Buat apa diajak, toh dia sibuk main handphone.”
Ekspresi dan Mimik Wajah
Ekspresi dan mimik wajah sederhana seperti mengerutkan kening, mengerutkan hidung, mengerucutkan bibir ternyata bisa membuat teman-teman kita menjauh, lho.
Dr. Sonam Yadav, direktur medis di JUVERNE mengatakan bahwa sebagian orang menganggap beberapa mimik wajah akan membuat orang merasa diremehkan.
Bukan hanya itu, ekspresi gelisah atau memainkan rambut juga bisa diinterpretasikan sebagai mimik berbohong.
Tidak membuat kontak mata
Memang tidak semua orang bisa membuat kontak mata dengan baik.
Beberapa orang malu untuk melakukan kontak mata, namun menurut Chritie Tcharkoutian orang yang tidak membuat kontak mata cenderung lebih tidak dipercaya karena seolah ia tidak yakin dengan apa yang ia bicarakan.
(Baca juga: 5 Quotes Inspiratif yang Membantu Kita Untuk Move On dari Patah Hati)
Tidak tertarik dengan pembicaraan
Selain kemampuan berbicara, kemampuan mendengar juga sangat dibutuhkan dalam sebuah obrolan.
Seseorang tahu benar siapa yang tertarik dengan pembicaraan dan siapa yang tidak.
Terlalu pemalu
Menjadi seorang yang pemalu dan introvert memang tidak masalah. Namun, dalam lingkup sosial khususnya kalau lagi PDKT, seseorang yang terlalu pemalu justru akan menimbulkan rasa bosan bagi si calon pacar karena sosok yang pemalu akan terlalu pasif dalam pembicaraan. Waduh!
Mengeluarkan kata “maaf” terlalu sering
Pernah enggak kita secara tidak sadar terus-terusan mengatakan ‘maaf menganggu’ atau ‘maaf merepotkan’ ?
Menggunakan kata maaf memang sopan, namun kata maaf menunjukan seolah-olah kita yang tidak yakin dengan keadaan dan ingin mencari aman saja.
Kurang percaya diri
Seseorang yang kurang percaya diri, misal menggunakan kata ‘hanya’ dalam berbicara.
Kata ‘hanya’ dalam sebuah pembicaraan justru diinterpretasikan sebagai kata untuk menutupi ketidakyakinan terhadap apa yang kita katakan dan sikap tidak percaya diri.
Melakukan aktivitas lain dalam sebuah obrolan
Sama seperti bermain handphone dalam sebuah obrolan, melakukan aktivitas lain semisal menggambar di meja atau bahkan mengepang rambut sendiri dimaknai sebagai kita yang tidak tertarik dengan pembicaraan.
(Baca juga: 5 Hal yang Bisa Dilakukan Ketika Cowok Hanya Baca & Enggak Balas Chat Kita)
Penulis | : | Kinanti Nuke Mahardini |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR