Salah satu universitas terbaik Indonesia yang berlokasi di Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada (UGM), punya sebutan sebagai kampus biru. Padahal warna gedung dan almameternya bukan berwarna biru.
UGM baru merayakan hari jadinya pada 19 Desember lalu. Sejak berdiri pada tahun 1949 hingga sekarang, mungkin sudah ada ratusan ribu alumni yang tergabung dalam KAGAMA (Keluarga Alumni Gadjah Mada). Sebutan kampus biru memang tergolong unik dan katanya ada asal-usulnya, lho.
Penasaran? Langsung disimak aja, yuk!
(Baca juga: Perhatikan 5 Hal Penting Ini Sebelum Memilih Universitas)
Berasal dari sebuah novel
Kampus Biru mulai digunakan untuk menyebut UGM karena sebuah novel karya Ashadi Siregar berjudul Cintaku di Kampus Biru. Ashadi menggunakan latar Universitas Gadjah Mada di novelnya. Sang penulis novel, Ashadi Siregar, juga merupakan alumni UGM dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang lulus pada tahun 1970.
Enggak lama setelah novelnya dirilis, tepatnya tahun 1976, tayang sebuah film drama yang diadaptasi dari novel tersebut. Dengan judul yang sama, film ini dibintangi oleh Roy Marten, Yati Octavia, dan Rae Sita. Pengambilan gambar ini juga dilakukan di UGM.
Novel dan film Cintaku di Kampus Biru bercerita tentang kehidupan mahasiswa. Anton Rorimpandey, mahasiswa antropologi yang pintar dan aktif di kampus. Konflik terjadi saat perebutan posisi ketua dewan mahasiswa untuk tingkat universitas atau ketua senat mahasiswa untuk lingkup fakultas. Mungkin, karena film ini juga menggambarkan kehidupan mahasiswa yang benar-benar nyata, maka masyarakat mulai menjuluki UGM sebagai Kampus Biru.
Kira-kira kamu setuju enggak fengan filosofi ini, girls?
Intisari.id/Aulia Dian Permata
Artikel ini pertama kali tayang dengan judul, "Asal-Usul Universitas Terbaik di Indonesia Ini Disebut sebagai 'Kampus Biru', Kira-kira Kenapa Ya?"
Penulis | : | Debora Gracia |
Editor | : | Debora Gracia |
KOMENTAR