Pertengahan Mei 2018, muncul beberapa screenshot dari Instagram Stories yang menunjukkan beberapa koleksi karya Yayoi Kusama di Museum MACAN, Jakarta, yang rusak oleh ulah pengunjung. Pengguna media sosial dengan cepat bereaksi terhadap hal tersebut dan mengkritik para pengunjung yang tidak mematuhi etika berkunjung.
— Janitra (@chanzino) May 17, 2018
Dari unggahan foto tersebut, diperlihatkan ring bola karya Yayoi Kusama yang bergeser dan stikernya terkelupas. Ada juga pengunjung yang sengaja menyentuh salah satu instalasi hingga duduk di counter atau meja.
Dilansir dari Kompas Travel, pihak Musem MACAN mengklarifikasi unggahan Instagram Stories yang viral tersebut. Public Relations Museum MACAN, Nina Hidayat memberi keterangan bahwa tidak ada karya yang rusak di pameran. Nina tidak memungkiri foto viral yang beredar di Instagram Story memang diambil pengunjung di Museum MACAN.
"Memang di foto IG Story itu ada karya bola (Yayoi Kusama) yang bergeser, tetapi itu tidak rusak. Masih bisa digeser kembali bolanya. Ada juga stiker di Obliteration Room, yang ditempel oleh setiap pengunjung yang datang. Sticker tersebut terbuat dari kertas, maka memang mudah sekali robek," jelas Nina Hidayat.
Nina juga menyebutkan bahwa stiker yang robek juga merupakan salah satu perkembangan karya yang ditampilkan. Pihak Museum juga memastikan selalu menghimbau pengunjung yang hadir untuk mentaati peraturan yang ada.
(Baca juga: 6 Cara Bikin Feed Instagram yang Kece dan Aesthetic)
Meski pihak Museum MACAN sendiri telah mengklarifikasi fakta sebenarnya, kita enggak bisa langsung mengabaikan peraturan yang ada. Menyentuh karya, duduk di tempat yang enggak sesuai, hingga menghalangi pengunjung lain untuk menikmati karya-karya tersebut, tetap bukan suatu tindakan yang patut ditiru.
Jadi sebenarnya seperti apa sih etika yang tepat saat berkunung ke museum atau pameran?
Yang enggak kalah penting adalah, hargai seniman yang melakukan pameran. Tentu saja banyak dari kita yang pengin mengabadikan setiap momen. Tapi sebelum itu, utamakan value yang ingin ditunjukkan oleh sang seniman kepada kita; bagaimana latar belakangnya, bagaimana dia bisa mendapatkan ide, dan lain-lain.
Karena pada dasarnya, seperti itulah seorang seniman ‘berbicara’, yakni lewat karya-karyanya. So, hargai cara seniman tersebut ‘berbicara’.
(Baca juga: Sempitnya Persepsi Cantik di Korea & Pengaruhnya Bagi Kita)
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR