Ucapan pacar yang romantis memang selalu terdengar manis di telinga. Tapi, di balik ucapannya itu, tanpa disadari tersimpan makna yang toxic, lho. Biar enggak salah lagi, yuk kenali 5 kata-kata dari pacar yang terdengar romantis, tapi sebenarnya toxic!
(Baca juga: 7 Tanda Enggak Romantis Tapi Menandakan Kita Udah Ketemu Soulmate)
“Kamu yang satu-satunya aku miliki.”
Ketika hubungan kita sama pacar stabil dan aman, ucapan seperti ini memang enggak bermasalah. Tapi ketika pacar mengucapkannya saat dia enggak memiliki support lain di hidupnya, kata-kata ini jadi mengandung arti yang toxic. Karena kita bisa saja akan dianggap bisa melakukan peran sebagai teman, orang tua, bahkan terapis bagi dia. pacar jadi bergantung sepenuhnya kepada kita.
“Aku khawatir kalau kamu enggak ngasih kabar.”
Ucapan seperti ini memang terdengar manis, apalagi kalau pacar pengin tahu terus sama keadaan kita. Tapiii, kita juga harus bisa membedakan kapan kalimat ini bisa terdengar sebagai ucapan penuh perhatian, kapan jadi terkesan seperti ucapan yang bersifat mengontrol.
“Kamu terlalu baik buatku.”
Ucapan ini bisa terdengar seperti sebuah pujian. Tapi ketika pacar kita memiliki self-esteem atau kepercayaan diri yang rendah, kalimat ini jadi terkesan toxic. Jika kenyataannya seperti itu, kita perlu membantu pacar kita untuk mengembalikan kepercayaan dirinya sendiri. Karena bagaimanapun juga, percaya dan yakin sama diri sendiri itu penting.
“Enggak ada yang bisa mencintaimu seperti aku.”
Jangan salah, girls. Bukannya romantis, kalimat ini justru bermasalah banget. Dr. Ramani Durvasula memaparkan bahwa kalimat tersebut merupakan bentuk ucapan penuh rasa mengontrol. Bahkan bisa berakibat buruk sama self-esteem kita.
“Kamu harus lebih tenang.”
Ketika kita lagi ada masalah, kalimat seperti ini akan sering muncul. DI satu sisi, kalimat ini bisa berarti suatu hal yang baik karena pacar jadi menenangkan hati kita; bahwa semua hal akan kembali baik-baik saja. Tapi di sisi lain, kalimat ini bisa berarti buruk karena pacar secara enggak langsung pacar mengabaikan perasaan yang sedang kita rasakan saat itu. Demikian dipaparkan oleh Joshua Klapow, PhD, seorang psikolog klinis.
(Baca juga: Bongkar Apa Kata Remaja Indonesia Soal Aplikasi Online Dating! )
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR