Bukan menjadi rahasia umum lagi kalau Zayn dan Gigi Hadid menjalani hubungan putus-nyambung selama tiga tahun ini.
Tepat Maret lalu, Zayn dan Gigi dikabarkan resmi putus meski keduanya berjanji tetap berteman baik. Tapi enggak lama, di bulan Juni keduanya terlihat udah mesra-mesraan lagi dan berlanjut hingga sekarang.
Namun sebenarnya, hubungan putus-nyambung antara Zayn dan Gigi ini enggak hanya terjadi pada tahun 2018.
Back then, di bulan Juni 2016, Zayn dan Gigi sempat dikabarkan putus sebelum akhirnya Gigi tampil di publik dengan memakai kalung ‘Z’ kesayangannya.
Terus sebenarnya, hubungan putus-nyambung seperti yang dijalani Zayn dan Gigi ini sehat atau enggak sih? Yuk simak penjelasannya.
(Baca juga: Gigi Hadid dan Zayn Dikabarkan Balikan. 3 Bukti Ini Mendukungnya!)
KENAPA BISA PUTUS-NYAMBUNG?
Menurut psikolog keluarga, anak, dan remaja, Roslina Verauli, dalam hubungan yang putus-nyambung seperti itu biasanya masing-masing pihak sudah saling sadar kalau enggak bisa sama-sama lagi. Itu sebabnya, saling mengisyaratkan untuk move-on.
Sayangnya, keinginan itu selalu buyar karena masih tetap ingin terhubung.
Wajar, karena sebelumnya kedua belah pihak pernah begitu dekat secara emosional. Hal seperti ini umum terjadi karena kita sukar melepaskan sesuatu yang dekat secara emosional.
KAPAN PUTUS-NYAMBUNG JADI TOXIC?
Cuma merasa kesepian
Putus dari pacar pasti sakit banget. Kenangan-kenangan yang pernah kita dan dia buat bersama akan terus menempel pada pikiran kita.
Ditambah lagi ketika kita merasa kesepian. Akhirnya kita kepikiran deh untuk balikan supaya bisa mengobati perasaan kesepian ini. Padahal, 99% balikan dengan alasan ini bukan jalan keluar yang tepat, lho.
Enggak bisa mengubah sikap
‘Berubah’ yang dimaksud adalah berubah ke hal yang positif. Misalnya alasan kita dan dia putus adalah karena salah satu pihak yang terlalu egois dan pemarah. Tapi setelah putus, dia mau mengubah sikapnya menjadi lebih penyabar.
Namun, jika setelah putus sikapnya tetap gitu-gitu aja dan kita memaksa buat balikan, jelas ini bukan keputusan yang tepat. Bisa-bisa hubungan kita dan dia makin toxic lagi.
(Baca juga: Teori Lengkap Hubungan Gigi Hadid dan Zayn Malik. Ada Perselingkuhan?)
Memaksa cocok
Enggak semua hal di dunia ini cocok untuk kita termasuk ketika memilih pacar. Setiap orang punya idealisme, prinsip dan tujuan masing-masing dalam hidup mereka. Hal-hal yang berhubungan sama idealisme ini kadang sulit banget diubah.
Nah, kalau sejak awal kita dan dia memiliki tujuan berbeda, tapi tetap memaksa buat dicocok-cocokin, bisa dipastikan hubungan baru yang kita jalin enggak ada bedanya sama hubungan masa lalu.
Dari penjelasan tersebut, seenggaknya kita bisa mengukur kebutuhan kita sendiri; mau balikan atau move on dari mantan. Pada akhirnya, kita sendiri yang tahu mana keputusan yang paling tepat untuk kita lakukan.
Jadi, balikan sama pacar itu enggak masalahasalkan kita dan dia sama-sama belajar dari kegagalan, bisa mengubah sikap, dan enggak menjadikan balikan sebagai alternatif biar enggak kesepian dan pengin cocok sama seseorang.
(Baca juga: 10 Tahun Berlalu, Ini Kabar Pemain Drama Korea Boys Before Flowers)
Nah, kalau kamu pengin move-on, Vera menyarankan untuk membenahi emosi kita dulu supaya netral. Break sebentar darinya dengan enggak saling mneghubungi.
Curhat ke teman tentang perasaan kita, bukan tentang dia serta kembali terlibat dalam kegiatan yang kita sukai akan membantu menetralkan perasaan tentang dia sehingga mudah untuk move-on.
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR