Saat naksir seorang cowok, biasanya rasa keingintahuan kita ke dia sangat besar. Beberapa sering nyari info dari teman-temannya sementara ada juga yang diam-diam stalking lewat media sosial si gebetan.
Sebenarnya enggak masalah, selama kita bisa mengontrol aktivitas stalking sama gebetan. Tapi bakal berbahaya kalau kita stalking terlalu berlebihan. Biar enggak salah, yuk kenali 3 tanda-tanda aneh ini biar tahu kapan saatnya kita harus berhenti stalking sama gebetan.
(Baca juga: Mengenal Arti Sebenarnya dari Stalking dan Ciri-ciri Stalker. Waspada!)
Cemas dan terganggu
Kalau kita kerap nge-cek medsos gebetan terus menerus, besar kemungkinan kita akan merasa stres karena cemas, terganggu, hingga kecewa dengan aktivitas medsos gebetan yang enggak ada hubungannya dengan kita.
Enggak ada yang salah sama media sosial. Seperti banyak remaja lain, PDKT lewat medsos memang cukup ampuh buat menggaet hati cowok yang kita sukai. Tapi kita enggak perlu terlalu sering nge-stalk dia karena hanya menyebabkan muncul rasa cemas.
Itulah sebabnya, kita harus punya kontrol sendiri. Batasi penggunaan media sosial terlebih untuk sekadar stalking gebetan.
Sering ngomongin aktivitas gebetan di medsos sama teman-teman
Kalau gebetan suka update media sosial, pasti kita jadi makin rajin lagi ngecek medsos-nya. Akhirnya, kita jadi sering banget menghabiskan waktu ngobrolin tentang medsos gebetan sama teman kita.
Ingat ya, girls, teman-teman kita enggak semestinya kita ajak untuk melakukan suatu hal yang sama berkali-kali yang mungkin dia sendiri enggak nyaman buat melakukannya. Mending mulai sekarang batasi nge-stalk gebetan dan ganti kegiatan lain seperti bikin DIY atau nonton DVD sama sahabat.
Masalah pada self-esteem
Kalau kita memiliki kepercayaan diri yang baik, maka kita enggak akan terlalu sering bermasalah sama trust issue. Kebiasaan sering ngecek medsos gebetan sebetulnya muncul karena kita enggak percaya sama dia sehingga musti sewaktu-waktu nge-cek terus.
Source | : | Yourtanggo.com |
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR