Cewekbanget.id – Dari dulu, sifat anak muda senang untuk berkumpul. Hanya saja berbeda cara da nisi pembicaraan saat kumpul-kumpul tersebut.
Dulu ramai saling berkata-kata, kini (mungkin) diam saling senyum simpul sendiri menatap layar ponsel.
Usia mereka masih belia. Masuk 20-an. Bahkan ada yang masih di bawah 18 tahun. Latar belakang mereka berbeda-beda.
Mereka mengobrol bisa dalam bahasa Belanda karena mengenyam pendidikan Belanda, bahasa daerah masing-masing, atau bahasa Melayu - bahasa pergaulan masa itu.
Baca Juga : 10 Tahun Berlalu, Rumah Bella Swan di Film Twilight Dijual Kondisinya Masih Sama Persis
Dipicu oleh gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa Indonesia di Belanda - antara lain Muhammad Hatta - yang menelurkan Manifesto Politik pada 1925, para pemuda di Hindia Belanda pun mulai berbicara soal kemerdekaan, persamaan, dan persaudaraan di antara sesama warga jajahan.
Sekat-sekat kedaerahan mulai dikikis
Tanggal 30 April – 2 Mei 1926 diadakan Kongres I Pemuda Indonesia di Jakarta. Beberapa kali pidato tentang pentingnya Indonesia bersatu bergaung di sini.
Disampaikan pula tentang upaya-upaya memperkuat rasa persatuan yang harus tumbuh di atas kepentingan golongan, bahasa, dan agama.
Selanjutnya, dibicarakan juga tentang kemungkinan bahasa dan kesusastraan Indonesia kelak di kemudian hari.
Baca Juga : Dikelilingi Pepohonan Lebat, Rumah Ariana Grande Miliki View Super Indah
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |
KOMENTAR