Seperti pernah dipublikasikan New Scientist (Desember 1983), biji kelor digunakan untuk menjernihkan air sungai keruh berlumpur di Sudan dan Peru. Biji kelor juga memiliki kemampuan antibakteri.
Baca Juga : 5 Kebiasaan Saat Muda ini Bisa Rusak Ginjal KIta, Segera Hentikan!
Bahkan Jurusan Teknik Lingkungan ITB dan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman di Samarinda pun menggunakannya untuk menjernihkan air permukaan (sungai, danau, kolam).
Biji kelor juga dimanfaatkan sebagai bahan koagulan (bioflokulan) dalam proses pengolahan limbah cair pabrik tekstil.
Biji kelor ini mengandung zat aktif rhamnosyloxy-benzilisothiocyanate, yang mampu mengabsorbsi dan menetralisir partikel-partikel lumpur serta logam dalam air limbah atau air keruh.
Sekalipun air keruh kecokelatan penuh partikel lumpur bisa menjadi jernih dan layak dikonsumsi berkat biji kelor.
Meski aroma khas kelor masih terasa. Namun, dengan menambahkan butiran arang (sebaiknya dibungkus kain supaya tidak bertebaran) ke dalam bak penampungan air akan menyerap aroma langu kelor.
Baca Juga : 5 Hal ini Jadi Alasan Terbesar Saat Cowok Tiba-Tiba Cuek dan Nggak Peduli!
Menangkal black magic
Di sebagian kalangan masyarakat di Jawa, tanaman kelor sering digunakan sebagai campuran air untuk memandikan jenazah.
Ini dimaksudkan untuk membuang ajimat yang masih melekat pada jasadnya.
Manfaat lain dari tanaman kelor, masih menurut kepercayaan tertentu, bisa sebagai penangkal kekuatan magis, ilmu hitam atau guna-guna, serta ajimat kesaktian.
Caranya, cukup dengan mengibas-ibaskan setangkau daun kelor ke bagian muka korban. Atau air rendaman kelor disiramkan ke sekujur tubuhnya.
Konon, bersama bahan-bahan lain, seperti pala, bawang merah, bawang putih, dan lainnya, kelor bisa dibuat bedak pupuk untuk sarana mengobati orang kurang waras.
Termasuk orang yang kesurupan akan kembali “waras”. Tidak percaya? Boleh-boleh saja kok. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul, “Sudah Lama Dimanfaatkan di Indonesia, Kelor Baru Bikin Heboh AS Hingga Disebut 'Pohon Ajaib”