Cewekbanget.id – Secara ilmiah bumi adalah planet yang akan selalu berubah, meskipun kadang perubahan yang terjadi pada bumi kadang tidak kita sadari.
Dalam beberapa kasus, perubahan yang terjadi pada bumi terjadi secara dramatis sehingga menimbulkan banyak dugaan.
Hal ini juga berlaku bagi retakan besar hingga beberapa kilometer yang tiba-tiba muncul di Kenya awal 2018.
Retakan ini membuat sebagian jalan raya di Nairobi-Narok jadi runtuh.
Awalnya retakan tersebut dikaitkan dengan aktivitas tektonik Lembah Celah Afrika Timur atau East African Rift Valley.
Namun para ahli geologi kemudian berpikir kalau fenomena terjadi karena gumpalan erosi. Bukan enggak mungkin retakan tersebut adalah hasil dari erosi tanah lunak yang selama ini mengisi patahan.
Selain dugaan di atas, dugaan lain yang muncul ialah Benua Afrika yang diperkirakan akan segera terbelah dua.
Baca Juga : Enggak Disadari, Manusia Mengonsumsi Plastik Setiap Hari. Kok Bisa?
Apa yang sebenarnya terjadi?
Seorang peneliti dari Fault Dynamics Research Group, Universitas Royal Holloway bernama Lucia Perez Diaz mencoba menjelaskan fenomena yang terjadi melalui tulisannya yang berjudul The Conversation.
Dalam tulisannya, Luzia mencoba menjelaskan kalau Litosfer yang terbentuk dari kerak dan ada di bagian atas mantel terpecah-terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik.
Lempeng yang terbentuk akan bergerak saling menguntungkan dengan kecepatan bervariasi.
Mekanisme pergerakan lempengan tersebut memang masih diteliti namun Luzia menjelaskan ada kemungkinan ada arus konveksi dalam astenofer dan kekuatan yang terbentuk di perbatasan lempeng tadi.
Kekuatan tersebut tidak hanya menggerakan lempeng lainnya namun bisa membuatnya runtuh, membentuk celah, bahkan berpotensi menciptakan batas lempeng baru seperti di sistem Lembah Celah Afrika Timur saat ini.
Fyi, Lembah Celah Afrika Timur membentang 3.000 kilometer dari Teluk Aden di utara menuju Zimbabwe di Selatan, membagi lempeng Afrika menjadi dua bagian yang tidak seimbang, yaitu lempeng Somali dan Nubian.
Baca Juga : Bukan Dari Aspal, India Membangun Jalan Raya dari Sampah Plastik!
Mengapa retakan bisa terjadi?
Ketika litosfer menjadi subjek dari gaya ekstensional horizontal, maka litosfer tersebut akan meregang dan jadi lebih tipis.
Pada akhirnya, litosfer akan terpecah dan mengarah ke pembentukan retakan.
Di sisi lain, retakan merupakan tahap awal dari pemisahan benua.
Jika retakan tersebut berhasil terjadi, maka cekungan samudera baru akan terjadi.
Sebelumnya hal ini terjadi di bumi, tepatnya Laut Atalantik Selatan.
Laut Atlantik Selatan sendiri terbentuk dari patahan Amerika Selatan dan Afrika sekitar 138 juta tahun yang lalu.
Kesimpulannya retakan tersebut merupakan bagian dari pergerakan bumi yang pasti terjadi walaupun dampak dari pergerakan bumi tersebut bermacam-macam dan tidak selalu mengacu pada kehancuran bumi itu sendiri.
Proses pemisahan benua
East African Lift sangat unik karena di selatan retakannya masih cenderung muda dengan tingkat keparahan rendah. Aktivitas vulkanik dan seismik terbatas di sini.
Sayangnya ke wilayah Afar, seluruh retakan telah dipenuhi batuan vulkanik. Artinya, di area tersebut litosfer telah menipis dan hampir mengalami kepatahan total.
Jika semakin parah, laut baru akan mulai terbentuk oleh pemadatan magma di ruang yang tercipta akibat kerusakan lempeng.
Bukan enggak mungkin dalam beberapa puluh atau jutaan tahun mendatang laut akan menyebar di sepanjang jalur retakan.
Air laut akan membanjirinya dan benua Afrika semakin mengecil. Akan ada pulau besar baru di Laut Hindia dengan beberapa bagian dari Ethiophia dan Somalia.
Meski begitu, peristiwa dramatis pemisahan benua akan terjadi dalam proses yang lama dan benua Afrika akan membelah tanpa kita sadari.
(*)
Artikel ini pernah tayang di National Geographic dengan judul Muncul Retakan Tanah yang Besar, Benua Afrika Akan Terbelah Dua?
Baca Juga : Tahun 2019 Akan Jadi Tahun Terpanas dalam Sejarah. Awal Kepunahan Makhluk Hidup?