Lalu kepada grup lainnya, peneliti memperlihatkan foto, video, dan bebauan dari grup yang sakit dan grup yang benar-benar sehat. Setelah itu, peneliti bakalan menganalisis efek otak.
Hasilnya, otak dari grup tersebut mengirim sinyal untuk enggak dekat-dekat dan ingin bersosialisasi sama orang-orang yang sakit, sedangkan otak mengirim sinyal untuk enggak masalah bersosialisasi dengan grup yang benar-benar sehat, lho!
Baca Juga: 5 Cara Buat Meningkatkan Kecerdasan Otak, Salah Satunya Makan Permen Karet!
Kenapa otak bisa mendeteksi penyakit?
Peneliti ternyata melihat kalau ada hasil benar-benar signifikan yang didapat dari otak grup yang diteliti bahwa ternyata mereka lebih mau bersosialisasi sama grup orang yang benar-benar sehat daripada yang sakit.
Bahkan, menurut investigator Professor Mats J. Olsson dari Karolinska Institutet di Stockholm, peneliti bisa benar-benar melihat kalau otak bisa mengirim sinyal memperingatkan hanya berdasarkan dari inderanya!
Sayangnya, para peneliti enggak bisa memastikan apakah otak bisa mendeteksi penyakit tertentu atau semua penyakit. Peneliti juga enggak bisa memastikan apakah otak lebih bisa mendeteksi penyakit lewat bau atau hanya secara visual.
Jadi, lain kali kita punya firasat atau enggak sengaja menjauhi orang yang benar-benar di dekat kita, bisa jadi karena orang tersebut bakalan sakit, lho! (*)
Baca Juga: 4 Makanan Berbahaya yang Bisa Memperlambat Kinerja Otak. Hati-hati!