Cewekbanget.ID – Remaja cewek seusia kita memiliki emosi yang enggak stabil, di mana kita pengin mencoba segala sesuatu dan enggak suka dilarang-larang nih.
Makanya ini juga yang menjadi salah satu faktor kita sebagai remaja cewek sering berantem sama mama kita.
Semakin kita dewasa, sulit untuk menerima nasehat mama, kita merasa seperti pengin menentukan pilihan kita sendiri.
Baca Juga: Kepoin 3 Gaya Cinta Kuya dan Mama Saat Kompak Pakai Kaos. Trendi Abis!
Nah, supaya lebih memahami mama, yuk kita intip alasan yang enggak kita sadari ternyata bisa membuat sering berantem sama mama!
Perbedaan Kebiasaan dan Pola Pikir Kita dan Mama
Mama telah menjalani kehidupan yang sama sekali berbeda dengan kita.
Dia pengin kita bersikap seperti mereka ketika beranjak dewasa, tetapi kita tau sekarang jaman sudah lebih modern.
Pola pikir kita akan lebih berkembang dan aturan jaman dulu mungkin kita anggap enggak masuk akal.
Misalkan, ketika kita mengenalkan pacar kita kepada mama, Lalu dia berkata “Ketika aku seusiamu, aku enggak langsung membawa cowok kerumah!” Tentu itu pola pikir orang jaman dulu yang masih menganggap hal ini enggak sopan.
Nah kalau kita berantem sama mama karena pola pikir yang berbeda, Bicarakanlah baik-baik kalau kita punya pandangan sendiri dan biarpun beda enggak harus dianggap buruk kok!
Jangan lupa jadilah cewek yang bisa mempertanggung jawabkan setiap tindakan kita ya!
Baca Juga: Terpisah Sejak Kecil, Intip Momen Kompak Teuku Rasya dengan Sang Mama, Tamara Bleszynski!
Mama Sangat Perhatian Sehingga Sering Kita Mengira Dia Terlalu Mengontrol
Mama telah mengalami naik turun kehidupan yang lebih lama dan lebih dalam daripada kita.
Dia melalui hal-hal yang bahkan enggak kita pikirkan. Hal-hal ini memengaruhinya ketika dia mempunyai kita sebagai anaknya dan posisinya sebagai seorang ibu.
Makanya girls, ketika kita enggak ngabarin mama, mereka suka panik dan menelepon terus!
Jangan emosi, itu bukan karena dia pengin mengendalikan kita, tapi karena kekhawatirannya pada kita.
Perjuangan Seorang Ibu Untuk Membesarkan dan Mendidik Anaknya
Surga di telapak kaki ibu. Pepatah lama inilah yang sering kita dengar menggambarkan sosok mama kita.
Kita sering enggak sadar seberapa besar pengorbanan seorang ibu untuk kita.
Dia mengorbankan hal-hal dalam hidupnya sendiri seperti kariernya, jati dirinya, hingga hobinya.
Pahamilah bahwa mama hanya pengin kita memiliki kehidupan yang terbaik. Maka itu sebaiknya kita selalu bersikap pengertian dan saling terbuka dengan mama ya!
Baca Juga: 7 Momen Stephanie Poetri Dougherty Bersama Sang Mama, Titi DJ yang Sangat Mirip Kayak Kembar!
Mama Juga Bisa Merasa Cemburu!
Kecemburuan antara seorang ibu dan remaja cewek bisa aja terjadi lho!
Terkadang kita dapat melihat ibu kita dan berpikir, ketika dia seusia kita, dia berhasil di tempat kerja, dan dia tahu persis apa yang dia inginkan dalam hidupnya.
Kita berharap kita bisa hidup sesuai dengan contoh yang telah dia tetapkan.
Begitu pula sebaliknya dengan mama karena mungkin dia berpikir bahwa kita begitu keras kepala.
Kita menjalani hidup dengan bebas dan berani mengambil risiko. Mungkin saja mama merindukan masa mudanya.
Girls, ingat untuk bersikap lebih peka dan peduli terhadap mama ya.
Jangan pelit memberikan pujian dan apresiasi untuk mama, cobalah dengan menanyakan kabarnya hari ini atau memuji masakannya hari ini.
Baca Juga: Kecenya 4 Fashion Kompak Khirani Trihatmodjo dan Sang Mama, Mayangsari
Tekanan yang Dialami Seorang Anak dan Seorang Ibu
Mama merasakan banyak tekanan untuk menjadi contoh sempurna bagi anak cewek.
Dia perlu menunjukkan kepada kita bagaimana bekerja keras, menunjukkan kepada kita cara memasak hingga mengajari cara tinggal di rumah dan membesarkan keluarga sambil berkarier.
Enggak peduli berapa banyak kita bertengkar, atau marah pada mama, kita mengagumi sosoknya sebagai ibu kita.
Nah hubungan ibu dan anak emang enggak selamanya harmonis, mungkin kita akan bertengkar atau paling enggak selisih paham dengan mama.
Tapi ingat, semarah apapun mama, dia pasti akan selalu ada buat kita kapanpun yang kita butuh. Jangan gengsi untuk minta maaf duluan ke mama ya, girls!
(Elfrida Devina)
(*)