Tubuh Sengaja Dipotong dan Dibiarkan di Tanah Lapang Agar Dimakan Burung, Ini Proses Ritual Pemakaman Langit di Tibet!

By Kinanti Nuke Mahardini, Sabtu, 6 Juli 2019 | 10:20 WIB
Burung pemakan bangkai menunggu jasad yang diantarkan. (Tibettravel.org)

CewekBanget.ID - Ritual atau prosesi pemakaman seperti apa yang biasanya kita lihat dan dilakukan bagi mereka yang telah meninggal? 

Ketika manusia meninggal, biasanya jasad mereka akan dikubur atau dikremasi. Lalu bagaimana jika jasad yang seharusnya dikubur atau dikremasi justru dibiarkan begitu saja di tanah lapang? 

Sebuah tradisi di Tibet justru membiarkan jasad orang yang telah meninggal di alam terbuka. 

Tujuannya agar jasad tersebut bisa dimakan oleh burung nasar yang merupakan burung pemakan bangkai. 

Dikenal sebagai pemakaman langit, sebenarnya bagaimana proses ritual ini? 

Dilansir dari nationalgeographic, ini proses pemakaman langit di Tibet yang wajib kita tahu: 

Mayat diletakan di rumah dahulu

Proses pemakaman dimulai dengan membungkus jasad orang yang telah meninggal dan meletakannya di sudut rumah selama tiga hingga lima hari. 

Para Bhikkhu atau Lama akan membaca kitab suci dengan keras.

Tujuannya, agar jiwa-jiwa orang yang telah meninggal bisa dilepaskan dari api penyucian. 

Saat prosesi ini dilakukan, seluruh anggota keluarga akan menghentikan seluruh aktivitas mereka. 

Baca Juga: Simpel Hingga Glamor, Ini 5 Dress Hijab Putih Untuk Kondangan Kece!

Sebab, lingkungan yang tenang dan damai bisa membuat jiwa orang meninggal dengan mudah naik ke surga. 

Pemakaman langit dimulai

Setelah memilih hari yang dianggap beruntung, pemakaman langit akhirnya dimulai. 

Sebelum hari pelepasan, anggota keluarga akan melepaskan pakaian pada jasad tersebut. Tubuhnya kemudian dibengkokkan seperti posisi duduk dengan kepala menawan lutut. 

Posisi tersebut akan membuat jasad ini akan tampak seperti janin dalam perut. 

Pagi buta sebelum fajar tiba, jasad akan dikirim ke pemakaman di antara gunung yang jaraknya jauh dengan pemukiman. 

Pemakaman langit ini sangat erat kaitannya dengan filsafat Budha di Tibet. 

Orang Tibet percaya bahwa burung nasar yang datang dan memakan jasad menandakan kalau orang tersebut sudah tidak memiliki dosa dan jiwanya telah pergi ke surga dengan damai. 

Sebelum jasad tersebut dimakan, pembawa tubuh atau yang disebut dengan rogyapas atau body breaker akan menyeret jasad hingga ke puncak gunung. 

Mereka akan membedahnya dengan pisau dan tubuh jasad tersebut juga akan dipotong kecil-kecil. 

Tulangnya kemudian dihancurkan jadi potongan kecil. 

Burung Nasar

Tidak sampai disitu, daging yang telah dihancurkan akan dicampur dengan tsampa (makanan pokok orang Tibet dari tepung barley) sebelum diberikan pada burung Nasar. 

Salah satu pengunjung bahkan menyebutkan kalau burung nasar akan "Mengerumuni, melompat satu sama lain, merobek daging jasad yang ada." 

Dilakukan dengan ekspresi ceria

Baca Juga: 3 Zodiak Ini Punya Bakat Buat Jadi Seorang Guru. Kamu Salah Satunya?

Jika kita berpikir acara pemakaman akan diisi dengan ekspresi sedih, mereka yang memakamkan justru tertawa dengan ekspresi ceria. 

Umat Budha Tibet percaya kalau menjaga suasana hati dapat membantu orang mati berpindah dari kegelapan menuju kehidupan berikutnya. 

Pemakaman langit sendiri diyakini mewakili keinginan orang yang meninggal untuk pergi ke surga. 

Dikecualikan untuk beberapa orang

Fyi, pemakaman langit ternyata enggak berlaku bagi setiap orang. 

Ada beberapa orang yang dikecualikan untuk pemakaman langit, yakni anak-naak dibawah 18 tahun, ibu hamil, dan mereka yang meninggal karena penyakit menular atau kecelakaan.

Saat ritual berlangsung, orang asing tidak diizinkan mengabadikan foto karena dapat membawa hal negatif dan mengganggu naiknya jiwa jasad itu ke surga. 

Bahkan, anggota keluarga tidak diizinkan datang di proses pemakaman langit. 

Meski begitu, pengunjung dapat melihatnya dari bukit setinggi 4.150 Mdpl dekat kuil Drigung. 

(*)

Baca Juga: 4 Paduan Kebaya Hijab Merah & Kain Batik Biar Jadi Pusat Perhatian Saat Kondangan!