Beauty Bullying dari Sudut Pandang Psikolog Klinis. Wajib Tahu, Girls!

By Elizabeth Nada, Rabu, 31 Juli 2019 | 16:10 WIB
Ilustrasi bullying (foto: hancinema)

Kalau membahas mengenai alasan seseorang melakukan beauty bullying, pertama, Nuran Abdat melihat dari ranah budaya patriarki.

Menurutnya, ternyata banyak perempuan (dari jaman dahulu) yang enggak terbiasa di didik dan diberi pemahaman tentang kompetisi. Lalu menurut Nuran, perempuan cenderung menilai bahwa value diri itu dilihat dari penampilan luar saja.

Baca Juga: Segera Cuci Tangan Setelah Pegang 7 Hal Kotor Ini! Penuh Kuman Jahat!

Padahal, value perempuan juga berasal dari 'dalam' dirinya, baik dari sisi edukasi maupun pemahaman yang baik. Itulah yang menjadi perempuan luar biasa.

Yup! bisa dibilang beauty bullying terjadi karena kurangnya pemahaman tentang value diri sendiri. Itulah yang menjadi cikal bakal adanya persaingan negatif dalam upaya unjuk gigi menjadi yang terbaik.

Ilustrasi bullying

"Hal ini terjadi karena dari dulu perempuan jarang diberikan ruang untuk menempatkan atu mengeluarkan agresi dirinya. Itu mengakibatkan emosi yang terpendam dan membutuhkan wadah untuk menyampaikan. Sehingga terkesan jadi seperti nyinyir." jelas Nuran.

"Dari situ, budaya inilah seorang perempuan punya pemikiran tentang cara menilai dirinya yang kurang tepat. Jadi cara dirinya mengeluarkan agresivitas dirinya kurang baik." lanjutnya.

Efek dari beauty bullying

Tentunya, beauty bullying menimbulkan banyak dampak negatif bagi korban. Dari penjelasan psikolog klinis, Nuran Abdat, yang paling utama adalah berpengaruh pada citra dirinya si korban. Termasuk cara dia memandang dirinya dan orang lain.