Awalnya Dianggap Mistis, Begini Wujud Tanaman Bajakah yang Diklaim Sebagai Obat Kanker

By Septi Nugrahaini Rahmawati, Selasa, 13 Agustus 2019 | 13:37 WIB
Pohon bajakah (YouTube / Kompastv)

Penasaran kayak apa sih tanaman bajakah itu?

Tanaman bajakah ini ada di Kalimantan Tengah dan berada di dalam hutan di ranah suku Dayak.

Bajakah ini sebenarnya punya bentuk kayak tanaman pada biasanya dan merupakan batang pohon tunggal.

Tempat hidupnya ada di lahan gambut di pedalaman hutan Kalimantan dengan bentuk batang bersulur.

Tumbuh dengan cara merambat di tanaman lain, bajakah biasa hidup di tempat yang rimbun. Itulah yang membuat bajakah bisa merambat tinggi di pohon inangnya.

Pohon bajakah

Baca Juga: Waspada, 5 Tanda Wajah Remaja Menua Lebih Cepat dari Usia Asli Kita!

Kandungan yang dimiliki oleh tanaman bajakah

Selain diteliti di laboratorium sekolah, tanaman bajakah juga diteliti secara resmi sebelum mengikuti kompetisi WICO.

Pada Mei 2019, tanaman bajakah di uji laboratorium di Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan.

Melansir dari video program Kompas TV, AIMAN, hasil penelitian tanaman bajakah terbukti mengandung 40 macam zat penyembuh kanker, di antaranya adalah fenolik, saponin, steroid, terpenoid, tannin, alkonoid, dan terpenoid.

Sebelum melakukan penelitian, tanaman bajakah sering dianggap sebagai tanaman mistis karena khasiat yang dimilikinya.

Pohon bajakah

Baca Juga: Jangan Keburu Sakit Hati, 4 Zodiak Ini Emang Terkenal Suka Ngomong Blak-blakan

Habitat asli tanaman bajakah

Setelah temuan ini pasti terpikir bagaimana cara untuk membudidayakan tanaman bajakah. Namun, guru pembimbing Karya Ilmiah Remaja SMA 2 Palangkaraya, Herlina, mengaku sangsi jika tanaman tersebut bisa dibudidayakan.

Pasalnya tempat tumbuh bajakah ada di dalam hutan gambut dimana banyak zat terkandung di tanah gambut dibanding saat dibudidayakan.

Pohon bajakah

Selain itu juga mengingat cara tumbuh bajakah yang berbentuk sulur, baik ke atas maupun ke samping di antara pohon satu ke lainnya.

Karena itu Herlina mengaku khawatir jika bajakah akan dieksploitasi besar-besaran setelah temuan tersebut makin dipublikasikan.

Semoga kita semua tetap bijak dalam memanfaatkan setiap hasil alam, ya.

(*)