Materi Masjid Agung Banten 'Belajar dari Rumah' TVRI. Ini Jawabannya!

By Salsabila Putri Pertiwi, Senin, 27 April 2020 | 18:38 WIB
Masjid Agung Banten (bobo.grid.id/Willa Widiana)

CewekBanget.ID - Girls, siapa nih yang menyaksikan program 'Belajar dari Rumah' di TVRI pada Senin (27/4/2020)?

Program tersebut membahas seputar Masjid Agung Banten untuk siswa SMP dan sederajat pada pukul 09:00-10:00 WIB.

Dilansir dari Tribunnewswiki.com, terdapat 3 pertanyaan terkait materi tersebut, antara lain seputar kondisi masyarakat Banten sebelum Islam masuk ke daerah tersebut, makna tumpak tiang berbentuk labu di Masjid Agung Banten, dan bentuk akulturasi budaya yang terlihat dari masjid tersebut.

Nah, sekarang kita bisa mempelajari jawabannya berikut ini!

Baca Juga: 4 Hal Tentang Sejarah Masjid Agung Banten, Wisata Sekaligus Beribadah!

Kondisi Masyarakat Banten Pra-Islam

Masjid Banten Lama.

Mengutip Tribun Batam, dilansir dari mnnbanten.com, Kerajaan Banten sebelum era Islam dipimpin oleh Raja Pucuk Umun dengan ajaran animisme Sunda Wiwitan.

Terjadinya kontak budaya antara Kerajaan Banten dengan Sultan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) yang merupakan cucu dari Prabu Siliwangi pun mengawali pengutusan seseorang bernama Sabakingking (kelak bernama Sultan Maulana Hasanudin) untuk melakukan syiar Islam kepada Raja Banten Pucuk Umun.

Baca Juga: #WaktuBerkualitas, Yuk Kita 'Belajar dari Rumah' Bersama TVRI!

Kedua pihak tersebut pun saling beradu kesaktian ilmu hingga Kerajaan Banten berhasil ditaklukkan dan sang raja bersedia pergi ke Mekkah untuk mempelajari agama Islam.

Sejak itulah Kerajaan Banten mengangkat Sabakingking atau Sultan Maulana Hasanudin sebagai pemimpin kesultanan Islam baru yang terpisah dari otoritas sang ayah, Sunan Gunung Jati atau Sultan Syarif Hidayatullah di Kesultanan Cirebon.

Makna Tumpak Tiang Masjid Agung Banten

Masjid Agung Banten.

Tumpak atau segitiga memanjang di pucuk tiang Masjid Agung Banten tampak berbentuk labu.

Hal tersebut melambangkan kebanggaan Banten atas hasil pertanian labu yang makmur di zaman Sultan Maulana Hasanudin di abad ke-16.

Sementara itu, 24 tiang pada Masjid Agung Banten bermakna jumlah waktu 24 jam dalam sehari penuh dan 5 tiang kayu di ujung atas dalam masjid mengandung artian kewajiban shalat 5 waktu.

Baca Juga: Seru! 5 Aplikasi Edukatif yang Bikin #WaktuBerkualitas Selama Self Quarantine!

Akulturasi Budaya

Bagian dalam Masjid Agung Banten.

Masjid Agung Banten merupakan wujud nyata akulturasi budaya yang bisa disaksikan hingga kini.

Pada menara masjid tersebut, terlihat perpaduan antara seni ragam hias yang terdapat di Pulau Jawa lewat tumpak di kepala menara, dengan bangunan menara yang enggak seperti bangunan yang lazim melengkapi masjid pada saat itu.

Menara tersebut merupakan pengaruh dari kebudayaan Belanda.

(*)