Cewekbanget.id - Pandemi corona memunculkan anjuran physical distancing dan aturan untuk PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar dari pemerintah.
Karena itu, kegiatan sehari-hari yang melibatkan kerumunan orang dalam jumlah banyak harus dikurangi.
Kegiatan belajar mengajar juga enggak luput dari aturan ini, makanya dalam hampir dua bulan terakhir, kegiatan sekolah dilakukan dari rumah.
Baca Juga: Terburu-buru dan 4 Kesalahan Saat Mencuci Tangan yang Sering Dilakukan. Jangan Diulangi Lagi, Ya!
Para siswa enggak melakukan pembelajaran dari sekolah kayak biasanya, tetapi dengan belajar dari rumah.
Beberapa platform bisa dikembangkan untuk mendukung kegiatan belajar dari rumah.
Membuat konten edukasi untuk mendukung proses belajar mengajar
Kok Bisa?, didukung oleh YouTube Learning, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Yayasan Semua Murid Semua Guru, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia memperkenalkan sebuah inisiatif yang disebut 'Akademi Edukreator.'
Akademi Edukreator dibuat untuk menginspirasi dan melatih pembuat konten, guru, dan profesional di Indonesia untuk menciptakan konten video edukasi berkualitas tinggi secara gratis dengan memberikan mereka pengetahuan dan praktik terbaik di YouTube.
Apalagi selama pandemi seperti saat ini, pencarian di YouTube terkait dengan pembelajaran di rumah naik hingga 120% secara global sejaka 13 Maret 2020.
Sedangkan sejak Januari, penayangan video yang berisi kata kunci “Study With Me" (Belajar Sama Saya) dalam judul juga 50% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: 5 Jenis Bau Tubuh Ini Tunjukkan Kita Mengidap Penyakit Serius. Hati-Hati!
Membangun sistem pendidikan baru lewat Akademi Edukreator
Gerald Bastian, Co-founder dari Kok Bisa? mengatakan jika Akademi Edukreator akan memiliki fase untuk menginspirasi, melatih dan mengapresiasi para kreator.
Kelas Akademi Edukreator ini nantinya akan berisi para edukreator yang siap bersama untuk membangun dunia pendidikan baru di Indonesia.
Terlebih konten edukasi dengan sisi hiburan masih kurang di Indonesia.
Konten edukasi akan semakin sedikit jika dilakukan filter pada konten yang disajikan.
Gerald Bastian juga menambahkan jika akan lebih baik dengan banyak konten edukasi yang diproduksi, jadi lebih banyak konten edukasi yang bisa menjadi pilihan.
Sumber terpercaya saat membuat konten edukasi
Menjadi kreator tentu saja membutuhkan sumber untuk membuat konten.
Namun, dari mana nih sumber konten yang terpercaya, apalagi banyak sumber yang diambil dari internet.
Mila Kencana, Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI, mengatakan jika sumber tentu saja harus kredibel dan valid.
Misalnya nih dari sumber atau website penelitian yang dirilis resmi, misal dari universitas, google scholar, atau dari LIPI sendiri.
Sumber yang kredibel ini tentunya bisa mengurangi atau mengantisipasi konten hoaks.
Baca Juga: Mau Daftar UI? Ini Info Lengkap Penerimaan S1 SIMAK UI 2020!
Bagaimana dengan aksesibilitas konten edukasi agar jangkauan lebih luas?
Memang masih banyak persoalan tentang akses yang enggak merata karena kendala kuota internet maupun listrik.
Hasan Chabibie, Plt. Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI mengatakan jika solusi yang diberikan setelah dirapatkan dengan DPR Komisi X adalah menggunakan televisi.
Seperti yang kita tahu juga nih, TVRI menayangkan konten belajar untuk jenjang pendidikan dari Anak Usia Dini hingga SMA setiap harinya.
Selain lewat TVRI, juga melalui televisi pemerintah daerah agar jangkauan lebih luas.
Konten edukasi Kok Bisa? dan YouTube Learning ini bisa kalian akses di playlist bernama Belajar di Rumah di channel YouTube resmi Indonesia dan Kok Bisa?.(*)