Dampak Pandemi Covid-19, Ada Lebih dari 1 dari 6 Pekerja Muda Menganggur!

By Elizabeth Nada, Kamis, 28 Mei 2020 | 17:20 WIB
Ilustrasi kehilangan pekerjaan (Shutterstock via kompas.com)

Enggak hanya kehilangan pekerjaan, dampak dari pandemi ini juga mengganggu pendidikan dan pelatihan serta memberikan hambatan besar bagi mereka yang sedang berupaya memasuki pasar kerja atau berpindah pekerjaan.

Baca Juga: New Normal di Sekolah: Belajar Cuma 4 Jam & HIlangkan Jam Istirahat

Fyi, tingkat pengangguran muda di tahun 2019 saja sudah terbilang sangat tinggi, yaitu di angka 13,6 persen.

Bisa diartikan, ada sekitar 267 juta kaum muda yang tidak dalam pekerjaan, pendidikan atau pelatihan (NEET) di seluruh dunia. Mereka yang berusia 15-24 tahun dan bekerja umumnya berada dalam bentuk pekerjaan rentan seperti pekerjaan berupah rendah, pekerjaan di sektor informal atau sebagai pekerja migran.

ILO juga memperbarui perkiraan penurunan dalam jam kerja di kuartal pertama dan kedua tahun 2020, yang dibandingkan dengan kuartal keempat tahun 2019.

Dari perspektif regional, Amerika (13,1 persen), dan Eropa dan Asia Tengah (12,9 persen) mewakili kehilangan terbesar jadwal kerja dalam kuartal kedua.

Berdampak besar di masa depan

Menurut Direktur Jenderal ILO, enggak hanya berdampak saat ini, namun tingginya penggangguran muda juga berdampak di masa depan.

"Jika kita tidak mengambil aksi yang signifikan dan segera untuk memperbaiki situasi mereka, imbas virus ini dapat kita rasakan beberapa dasawarsa ke depan. Jika bakat dan energi mereka tidak termanfaatkan dengan baik akibat kurangnya peluang atau keterampilan ini akan membahayakan masa depan kita semua dan akan semakin sulit untuk membangun kembali perekonomian yang lebih baik pasca COVID,” jelas Guy Ryder.

Baca Juga: Baik Buat Otak & 6 Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan Tubuh. Enggak Nyangka!

ILO serukan kebijakan dan dukungan bagi anak muda

Monitor ILO menyerukan tanggapan berskala besar dengan kebijakan yang tersasar untuk mendukung kaum muda, termasuk program yang memastikan lapangan kerja/pelatihan yang luas di negara-negara berkembang.

ILO juga mendukung adanya program yang kaya pekerjaan di negara dengan pendapatan ekonomi rendah dan menengah.

Terkahir, ILO pun menegaskan kembali seruan untuk langkah segera dan mendesak guna mendukung pekerja dan perusahaan sejalan dengan strategi empat pilar ILO: mendorong perekonomian dan ketenagakerjaan; mendukung perusahaan, pekerjaan dan pendapatan; melindungi pekerja di tempat kerja; dan mengandalkan dialog sosial untuk solusi.

(*)