Dilansir dari Kompas.com, Icha mengatakan pada akhir Maret 2020, dia sempat pulang ke kampung halamannya di Pulau Kalimantan dari Yogyakarta.
Sebelum kembali ke tanah perantauan, Icha mengaku telah menjalani pemeriksaan kesehatan dan melakukan karantina mandiri di tempat kosnya.
"Aku kan kuliah di Yogyakarta. Tanggal 29 Maret aku mutusin untuk pulang (ke Kalimantan)," kata Icha, Minggu (14/6/2020) seperti dikutip dari Kompas.com.
Pada 2 April 2020, ia mengalami batuk hingga muntah dan merasakan sakit perut atau maag sehingga dia dibawa ke RSUD dr. Abdul Rivai, Berau, Kalimantan Timur.
"Di IGD rumah sakit sendiri, aku jujur telah melakukan perjalanan dari Yogyakarta," ujar Icha.
Baca Juga: Yuk, Kepoin 4 Cara Selandia Baru Perangi Virus Corona. Patut Ditiru!
Usai melakukan serangkaian pemeriksaan, pihak rumah sakit memutuskan agar Icha menjalani isolasi dengan status pasien dalam pengawasan (PDP).
"Harus menjalani berbagai terapi, juga harus cek swab dulu sebelum dinyatakan negatif atau positif," jelasnya.
Berdasarkan hasil swab pertama pada 16 April 2020, Icha mendapati dirinya negatif COVID-19.
Mengetahui kondisi tersebut, dia lantas kembali ke kediamannya dan telah merasa sehat.
Akan tetapi, 3 hari setelahnya, hasil swab kedua menyatakan Icha positif COVID-19 sehingga ia pun kembali ke rumah sakit untuk menjalani isolasi.
"Tanggal 19 April 2020 aku ditelepon lagi dari pihak rumah sakit, kalau sebenarnya hasil swab aku yang kedua baru keluar dan hasilnya bayang-bayang," ungkap Icha, "Bayang-bayangnya itu sedikit menjurus ke positif COVID-19. Jadi untuk memastikan, aku dibawa lagi ke rumah sakit, dengan status saat itu positif COVID-19."