"Tanggal 19 April 2020 aku ditelepon lagi dari pihak rumah sakit, kalau sebenarnya hasil swab aku yang kedua baru keluar dan hasilnya bayang-bayang," ungkap Icha, "Bayang-bayangnya itu sedikit menjurus ke positif COVID-19.Jadi untuk memastikan, aku dibawa lagi ke rumah sakit, dengan status saat itu positif COVID-19."

Warna-warni kelas online.
Kendati demikian, dia mengaku enggak bisa secara bebas mengerjakan skripsi tersebut layaknya di rumah karena kondisinya di sana membuatnyamerasa kesulitan dalammengurus dokumen, ditambah fasilitas yang enggak memadai, sehingga ia meminta bantuan untuk mengurus hal-hal tersebut kepada keluarganya.
"Aku enggak bisa ke mana-mana, semua fotokopian, semua berkas itu di rumah, scan juga, urusan print aku harus minta bantu sama orang rumah," ujar Icha.
Enggakhanya itu, Icha juga menghadapi kendala jaringaninternet karena ruang isolasi yang dihuninya sulit mendapatkan koneksi yang stabil.
Namun, pada akhirnya dia berhasil menyelesaikan danmenggelar sidang proposal secara daring di atas tempat tidur rumah sakit.

Dukungan tenaga medis kepada
"Saat di rumah sakit, aku baru mengerjakan Bab 4 dan Bab 5 sampai ke sidang hasilnya," kata dia.
Saat dinyatakan lulus, Icha terlihat bahagia lewat penampilan potret dirinya, lengkap dengan busana jas almamater dan selempang kelulusan yangdibagikan di akun media sosialInstagrammiliknya pada 13 Mei 2020.
Bahkan, tenaga medis di rumah sakit tersebut juga tampakkompak mendukung perjuangan Icha.
"Mereka (tenaga medis) nyemangatin aku dari hari-hari sebelumnya, karena aku sudah ngabarin mereka.Mereka juga sudah tahu akungerjaindari kemarin, akungadeplaptop terus, merekasupportsekali," kata Icha.