Cewekbanget.id - Berbagai upaya bersama dilakukan untuk #HadapiCorona. Tak terkecuali penemuan vaksin virus corona penyebab covid-19.
Yup, para ahli di seluruh dunia tengah berusaha untuk menemukan vaksin covid-19, sebagai upaya menghadapi pandemi yang belum berakhir ini.
Baca Juga: LDR dengan Orang Tua, Ini Cara Merayakan Father's Day Biar Waktu Berkualitas!
Dilansir dari Kompas.com, peneliti dari Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) yang juga Divisi Riset dan Pengembangan PT Bio Farma, Neni Nurainy mengatakan bahwa pembuatan dan pengembangan vaksin memang menjadi yang paling ditunggu.
Namun ternyata pengembangan vaksin untuk atasi covid-19 juga memiliki tantangan sulit, yaitu:
Kecepatan
Melansir dari Kompas.com, Neni berkata bahwa wabah virus corona lainnya, yakni SARS dan MERS, enggak berlangsung lama.Oleh karena itu, perlu percepatan waktu untuk menghasilkan vaksin ini hingga sampai tahap komersial.
Ada dua cara yang dikemukakan Neni, "Pertama, dengan rapid response platform yaitu dengan memilih platform teknologi yang cepat untuk bisa menghasilkan vaksin yang cepat," ujarnya.
Cara kedua adalah dengan adanya relaksasi regulasi, misalnya adanya emergency use, assesment dan listing yang bisa dipergunakan dalam keadaan darurat.
Baca Juga: Ulang Tahun ke-493, Kepoin 13 Nama yang Pernah Disandang Jakarta, Yuk! (Part 1)
Biaya yang cukup tinggi
Tantangan selanjutnya dalam pengembangan vaksin ini adalah dari segi biaya yang terbilang cukup tinggi.
Di satu sisi, tidak ada garansi bahwa vaksin yang telah berhasil dibuat akan dipakai secara rutin, layaknya vaksinasi untuk berbagai penyakit lainnya.
Seperti yang terjadi pada pembuatan vaksin SARS dan MERS. Menurut penjelasan Neni, kedua vaksin tersebut pengembangannya sudah mencapai fase clinical trial 2 tetapi berhenti karena wabah SARS dan MERS juga berakhir.
Akibatnya, sedikit perusahaan multinasional yang tertarik untuk berinvestasi tinggi pada pengembangan vaksin pandemi.
"Nah, langkah yang bisa dilakukan adalah melalui konsorsium, melalui keterlibatan goverment (pemerintah), keterlibatan global fund (pendanaan global)," ujar Neni.
Baca Juga: Berani Jujur Pada Diri Sendiri Tentang 6 Hal Ini Biar Enggak Mudah Kecewa!
Scalability dan akses
Tantangan ketiga, adalah bagaimana menghasilkan produksi vaksin ini dalam jumlah yang besar, tetapi kurun waktu yang cepat.
Fyi, dalam memproduksi vaksin, umumnya produsen hanya bisa menghasilkan sekitar 10-20 batch per tahun, atau pada skala yang lebih besar bisa mencapai 40 batch per tahun.Ini juga jadi persoalan yang harus diselesaikan jika vaksin telah ditemukan, karena ada kebutuhan global yang harus dipenuhi selama pandemi masih berlangsung.
"Apabila kita menginginkan herd imunity, berarti 70 persen dari populasi harus diberikan vaksin, dan bagaimana kapasitas itu bisa dipenuhi dalam rangka kemandirian secara nasional," ungkap Neni.
(*)
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul "Sulitnya Mengembangkan Vaksin Covid-19, Ini 3 Tantangan Utamanya"