#HadapiCorona, Puncak dan Akhir Pandemi COVID-19 Belum Bisa Diketahui!

By Salsabila Putri Pertiwi, Senin, 22 Juni 2020 | 16:37 WIB
Cara Jepang #hadapicorona (Foto: Kompas.com)

CewekBanget.ID - Kita dan banyak orang lainnya di Indonesia dan seluruh dunia tentunya bertanya-tanya, kapan pandemi COVID-19 ini berakhir?

Sayangnya, bahkan berbagai riset ilmiah pun belum dapat memberikan jawaban yang pasti terkait hal ini.

Ketua Tim Pakar Penanganan COVID-19 di Indonesia, Prof. Wiku Adisasmito pun berusaha menjawab hal tersebut.

Baca Juga: Tetap #HadapiCorona, Ini 8 Tips Aman Saat Ngemal di Era New Normal

Puncak Pandemi Belum Diketahui

Virus corona

Dilansir dari Grid Health pada Senin (22/6/2020), Prof. Wiku Adisasmito selaku Ketua Tim Pakar Penanganan COVID-19 di Indonesia mengakui bahwa puncak penyebaran virus corona (COVID-19) masih belum bisa diketahui.

Yang bisa dilakukan saat ini adalah mengupayakan untuk menekan laju penyebaran virus corona di berbagai daerah.

"Kita di puncak atau tidak, kita enggak bisa bilang. Tapi kita menahan terus lajunya, semua daerah menahan lajunya. Ada daerah yang bisa menahan, ada yang tidak," ungkap Prof. Wiku, sebagaimana dilansir dari kanal YouTube KompasTV.

Usaha Menekan Laju Penyebaran 

Prof. Wiku menilai, jalan satu-satunya yang bisa dilakukan yakni menekan laju penyebaran agar Indonesia enggak akan merasakan puncak dari pandemi COVID-19 yang mengerikan.

"Apabila secara nasional semua daerah bisa menahan maka ya pasti akan tertahan," ungkapnya, "Apakah ada puncaknya? Kita enggak pernah tahu kapan puncaknya, kalau kita tahan-tahan kan enggak akan sampai puncak gitu."

Baca Juga: Isolasi Mandiri di Rumah untuk #HadapiCorona, Sebenarnya Ngapain Aja Sih?

Prof Wiku juga mengatakan, enggak ada satu orang pun yang tahu kapan pandemi ini akan berakhir sampai sekarang, bahkan enggak dengan ahli sains, epidemiolog, dan lain-lain.

"Kapan berakhir? Enggak ada yang tahu satu orang pun," jelas Prof. Wiku.

"Enggak ada, kecuali kalau kita tanya virusnya dan virusnya menjawab," tambahnya berkelakar.

(*)