Studi: Penularan COVID-19 Justru Lebih Sering Terjadi di Rumah!

By Salsabila Putri Pertiwi, Kamis, 23 Juli 2020 | 14:10 WIB
Cara Jepang #hadapicorona (Foto: Reuters / the Guardian)

Penelitian Tentang Penularan di Rumah

Ilustrasi virus corona

Dilansir dari Kompas.com pada Rabu (22/7/2020), penelitian yang diterbitkan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat pada 16 Juli 2020 melihat secara rinci 5.706 'pasien indeks' yang telah dites positif virus corona dan lebih dari 59.000 orang yang melakukan kontak dengan mereka.

Temuan menunjukkan hanya 2 dari 100 orang yang terinfeksi mendapatkan virus dari kontak non-rumah tangga, sementara 1 dari 10 orang justru tertular dari keluarga mereka sendiri.

Dari kelompok usia, tingkat infeksi dalam rumah tangga lebih tinggi ketika kasus pertama yang dikonfirmasi adalah remaja atau orang berusia 60-an hingga 70-an.

"Ini mungkin karena kelompok usia ini (remaja dan lansia) lebih cenderung melakukan kontak dekat dengan anggota keluarga, karena kelompok ini lebih membutuhkan perlindungan atau dukungan," ujar direktur CDC Korea yang juga salah satu penulis penelitian, Jeong Eun-kyeong, seperti dilansir Reuters.

Baca Juga: Ternyata Ini Lho Kelemahan Virus Corona. Ada 3! Wajib Tahu Nih

Risiko Pada Anak-Anak

Sementara itu, asisten profesor Fakultas Kedokteran Universitas Hallym yang ikut memimpin penelitian ini, Dr. Choe Young-june menambahkan, anak-anak berusia 9 tahun ke bawah dinilai paling enggak mungkin menjadi 'pasien indeks', meskipun ia mencatat bahwa 29 sampel adalah jumlah yang terlalu kecil dibandingkan dengan 1.695 sampel usia 20-29 tahun. 

Anak-anak dengan virus corona juga cenderung enggak menunjukkan gejala dibandingkan orang dewasa sehingga lebih sulit untuk mengidentifikasi kasus indeks dalam kelompok tersebut. 

Adapun data untuk penelitian ini dikumpulkan antara 20 Januari dan 27 Maret, ketika virus corona baru menyebar secara eksponensial dan ketika infeksi harian di Korsel mencapai puncaknya.

Penelitian serupa juga pernah diterbitkan dalam jurnal The Lancet Infectious Disease, yang diberitakan oleh Kompas.com pada Minggu (19/7/2020).