Bukan Cuma Soal Cinta, Ini Manfaat Kesehatan dari Hormon Oksitosin!

By Salsabila Putri Pertiwi, Minggu, 2 Agustus 2020 | 20:10 WIB
Drama 'When My Love Blooms' (foto : tvN via Hancinema)

CewekBanget.ID - Girls, pernah dengar tentang hormon oksitosin?

Mungkin kita mengenal hormon ini dengan sebutan 'hormon cinta', karena berperan penting banget saat kita sedang jatuh cinta.

Hormon yang berasal dari bagian otak yang disebut hippotalamus ini memang dilepaskan saat kita sedang jatuh cinta.

Tapi selain itu, hormon oksitosin juga memiliki banyak manfaat untuk kesehatan fisik dan mental manusia, lho.

Bagaimana sih, cara kerja hormon oksitosin dan manfaatnya bagi kesehatan?

Baca Juga: Kenapa Muncul Jerawat di Dagu? Bia Jadi Tanda Depresi Ternyata!

Oksitosin pada Organ Reproduksi

Hormon oksitosin diproduksi di area otak yang disebut hipotalamus.

Hormon ini memainkan peranan penting dalam fungsi reproduksi cewek, mulai dari aktivitas seksual hingga persalinan dan menyusui.

Selama persalinan, oksitosin meningkatkan motilitas uterus, menyebabkan kontraksi pada otot-otot rahim, atau dinding rahim.

Baca Juga: Pasangan Zodiak Ini Kalau Ketemu Bakal Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama!

Ketika serviks dan vagina mulai melebar untuk persalinan, oksitosin akan dilepaskan.

Pelebaran ini akan meningkat seiring dengan perkembangan kontraksi.

Oksitosin juga memiliki fungsi sosial seperti meningkatkan keintiman antar pasangan atau kelompok, dan meredam kecemasan sosial.

Oksitosin sebagai Obat

Oksitosin juga seringkali digunakan sebagai obat dengan nama merek Pitocin.

Hormon ini juga seringkali dibeikan kepada ibu hamil melalui suntikan untuk memicu kontraksi, memberi kekuatan selama persalinan, dan mengurangi pendarahan usai berlsain.

Namun, suntikan oksitosin bisa membuat detak jantung berjalan cepat dan memicu pendarahanabnormal.

Penggunaan oksitosin yang terlalu banyak juga bisa memicu pecahnya rahim.

Itu sebabnya, pengunaan oksitosin sebagai obat memerlukan pengawasan medis.

Pada cowok, kadar oksitosin yang berlebihan juga diduga bisa memicu tumor prostat jinak, namun hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Kadar oksitosin yang terlalu sedikit juga bisa mencegah produksi ASI sehingga mempersulit ibu menyusi.

Menurut data Your Hormon, kekurangan oksitosin bisa memicu autisme dan gangguan spektruk autistik, yang menjadi kunci gangguan fungsi sosial.

Itu sebabnya, banyak ilmuwan percaya bahwa oksitosin bisa digunakan untuk mengatasi gangguan ini.

Selain itu, oksitosin juga digadang-gadang bisa digunakan untuk pengobatan depresi, meski belum ada cukup bukti ilmiah yang mendukung teori ini.

Baca Juga: Bikin Hidup Berantakan, Hindari 5 Makanan Pengganggu Hormon Ini!

Oksitosin untuk Terapi Psikologi

Melansir data Medical News, para ilmuwan mengklaim oksitosin efektif untuk mengobati fobia sosial, autisme, dan depresi pascapersalinan.

Oksitosin dipercaya dapat membantu meningkatkan kesejahteraan interpersonal dan individu, sehingga berpeluang besar untuk digunakan dalam mengatasi beberapa gangguan neuropsikiatri.

Penggunaan oksitosin ini diklaim dapat membantu orang-orang yang menarik diri dari interaksi sosial, anxiety, dan enggak mampu mempercayai orang lain atau memiliki masalah trust issue.

Oksitosin juga berperan dalam manajemen kemarahan.

Penelitian telah menunjukkan bahwa polimorfisme tertentu dari gen reseptor oksitosin (OXTR) dikaitkan dengan kecenderungan yang meningkat untuk bereaksi dengan amarah seseorang terhadap situasi.

(*)