Happy Hypoxia atau Hypoxemia Jadi Gejala Baru COVID-19, Apa Artinya?

By Septi Nugrahaini Rahmawati, Jumat, 21 Agustus 2020 | 12:18 WIB
Ilustrasi - Ratusan orang meninggal usai percaya virus corona adalah teori konspirasi. (diplomatist.com)

CewekBanget.ID - COVID-19 yang disebabkan oleh virus corona masih terus dicari vaksin pengobatannya.

Virus ini juga masih jadi penelitian karena sebagian besar gejala seperti sakit ringan yang sering terjadi sehari-hari.

Seperti demam, batuk, kelelahan, sakit kepala, sakit tenggorokan, sesak napas, dan lainnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, 21 Agustus 2020. Stop Talking, Leo!

Salah satu ciri khas dari COVID-19 adalah anosmia, yaitu saat kita enggak bisa merasakan aroma karena indra penciuman kita enggak bekerja dengan baik.

Kalau semua tanda-tanda dirasakan seseorang ditambah dengan anosmia, udah sebaiknya untuk periksa ke dokter.

Nah, paling baru ada gejala baru bernama happy hypoxia atau hypoxemia.

Baca Juga: Bukan Kuningnya, Makan Putih Telur Punya 3 Bahaya Ini Untuk Tubuh!

Apa itu happy hypoxia atau hypoxemia?

Happy hypoxia atau hypoxemia adalah kondisi dimana terjadi penurunan tekanan oksigen dalam darah.

Saat hal tersebut terjadi, seseorang akan mulai merasakan sesak napas.

Selain itu, kadar oksigen di dalam darah yang berkurang juga menyebabkan organ-organ tubuh mati hingga bisa mengancam nyawa.

Baca Juga: Ini 3 Selebriti Hollywood yang Tewas Dibunuh Fansnya Sendiri!

Kondisi happy hypoxia syndrome ditemukan pada pasien COVID-19

Melansir dari Kompas.com, happy hypoxia ditemukan kepada pasien positif COVID-19 menurut Agus Dwi Susanto, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).

Happy hypoxia ini dimulai dengan peradangan paru-paru atau pneumonia yang bisa membuat perputaran oksigen terganggu.

Namun, kondisi happy hypoxia pada pasien positif COVID-19 ini masih jadi tanda tanya oleh banyak para ahli dunia.

Pasalnya, pasien yang kadar oksigennya udah rendah tapi masih bisa terlihat biasa-biasa saja.

Kadar oksigen pada orang sehat

Seseorang dalam keadaan sehat saturasi oksigennya setidaknya adalah 95 persen.

Tapi, dokter pernah melaporkan jika ada pasien yang punya saturasi oksigen 70 hingga 80 persen.

Di kasus lain, ada pasien yang saturasi oksigennya di bawah 50 persen.

Baca Juga: Santer Dikabarkan Cari Agensi Aktor, Ini 6 Drama yang Pernah Dibintangi Krystal 'f(x)'

Bisa mengakibatkan kematian mendadak

Seseorang yang terkonfirmasi COVID-19 dan ternyata mengalami happy hypoxia sebenarnya harus segera ditangani.

Kalau enggak segera mendapat terapi oksigen bisa membuat terjadinya kematian mendadak.

Masih melansir dari Kompas.com, Agus menambahkan jika sebaiknya enggak semua pasien bergejala COVID-19 dibolehkan buat isolasi mandiri.

Seenggaknya nih pasien harus menjalani pemeriksaan yang berkaitan dengan kekhawatiran terjadinya happy hypoxia pada tubuhnya.

Stay safe, everyone!(*)