Mengaku Workaholic & 4 Jawaban Wawancara yang HRD Enggak Suka!

By Salsabila Putri Pertiwi, Selasa, 8 September 2020 | 18:37 WIB
ilustrasi wawancara kerja (foto: freepik.com)

"Tentu Saja"

Mungkin beberapa kali, HRD sempat memberi pertanyaan yang sangat familiar dengan kita.

Tapi hati-hati, jangan anggap kalau semua orang di ruangan itu punya pengertian yang sama.

Wawancara biasanya merupakan pertama kalinya HRD bertemu dengan seorang kandidat, jadi jangan berasumsi bahwa ada sesuatu yang jelas.

Perusahaan melalui HRD mencoba untuk mendapatkan pemahaman tentang pengalaman dan seberapa cocok kita untuk menempati posisi yang ditawarkan, jadi hindari menyiratkan bahwa recruiter sudah tahu jawabannya.

"Kami"

Ilustrasi kerjasama

Hal yang harus diingat, kitalah yang melamar pekerjaan, bukan tim kita.

Meskipun ini mungkin upaya bersama, pewawancara ingin mendengar secara spesifik tentang kita.

Kata 'saya' masih lebih baik, sebab pewawancara enggak pengin mendengar kata-kata seperti, "Kami melakukan XYZ di departemen kami."

Sebaliknya, pewawancara kerja ingin tahu peran yang kita mainkan dalam kesuksesan dan peran yang dilakukan.

Baca Juga: Jarang Diketahui, Keberagaman Gender di Tempat Kerja Ternyata Dapat Meningkatkan Produktivitas, lho!

"Workaholic"

interview kerja

Mungkin sangat menggoda untuk mengatakan bahwa kita adalah orang yang bekerja terlalu keras ketika ditanya soal kelemahan.

Tapi ini adalah sebuah jawaban yang umum didengar para HRD.

Sebaliknya, ungkapkan kemampuan yang kita punya tapi masih harus dikembangkan lagi, misalnya public speaking atau belum cukup mahir untuk delegasi pekerjaan ke tim.