Jangan Konsumsi Susu Sapi Berlebihan, Ternyata Bisa Berbahaya!

By Salsabila Putri Pertiwi, Selasa, 8 Desember 2020 | 13:05 WIB
ilustrasi susu (bodyandsoul.com.au)

CewekBanget.ID - Susu sapi banyak digunakan sebagai bahan tambahan pada masakan, diolah menjadi produk lain, atau dikonsumsi secara langsung.

Susu sapi memang kaya akan gizi yang berguna bagi tubuh karena mengandung selenium, vitamin B6, Vitamin K, niasin, thiamin, dan riboflavin.

Mengonsumsi susu sapi juga telah terbukti membantu pertumbuhan tulang dan gigi, menjaga kesehatan jantung, dan mencegah diabetes. 

Akan tetapi, konsumsi susu sapi berlebihan juga bisa memicu berbagai efek samping, nih!

Baca Juga: Konsumsi Susu dan 3 Makanan Ini Biar Bisa Tidur Lebih Nyenyak

Jerawat

Riset 2016 menemukan minum susu rendah lemak atau skim berlebihan bisa memicu jerawat, terutama di kalangan remaja.

Pasalnya, susu bisa memengaruhi hormon tertentu dalam tubuh.

Hal itu termasuk insulin dan faktor pertumbuhan mirip insulin-1 (IGF-1).

Baca Juga: Susu Basi Bisa Jadi Pupuk Tanaman? Gini Caranya, Jangan Dibuang Ya!

Alergi

Alergi susu terjadi karena tubuh bereaksi terhadap protein yang ada di dalamnya.

Alergi susu sapi bisa menyebabkan gejala seperti, asma, sesak napas, diare, muntah, dan gangguan pencernaan.

Dalam kasus parah, alergi susu juga bisa menyebabkan anafilaksis yang mengancam nyawa.

Meningkatkan Risiko Patah Tulang

Konsumsi tiga gelas susu sapi atau lebih bisa meningkatkan risiko patah tulang.

Pasalnya, protein hewani pada susu sapi menghasilkan asam saat dipecah.

Untuk menetralkan dan membuang asam, tubuh harus menggunakan kalsium yang dikandung susu serta simpanan kalsium dalam tubuh.

Itu sebabnya, konsumsi susu sapi berlebihan bisa meningkatkan risiko patah tulang.

Baca Juga: Enggak Cuma Enak, Susu Kedelai Juga Punya Manfaat Baik Buat Tubuh Lho

Mengandung Risiko Hormon dan Antibiotik

Susu sapi biasanya mengandung residu hormon dan antibiotik, serta dioksin dan polychlorinated biphenyls (PCBs).

Zat residu ini dapat berdampak negatif bagi kesehatan manusia, antara lain berdampak buruk pada sistem saraf, sistem reproduksi, dan sistem kekebalan tubuh.

Hal ini juga berpotensi meningkatkan risiko jenis kanker tertentu.

(*)