Kekurangan
Tes ini hanya dapat mendeteksi dini sehingga berpotensi memberikan hasil yang negatif palsu dari hasil swab antigen.
Selain itu, tingkat akurasi alat tes swab antigen rapid bervariasi dari masing-masing merek alat tes.
Adapun tingkat sensitivitas alat swab antigen adalah lebih dari 80% dan spesifisitas alat swab antigen adalah lebih 97%.
Walaupun didapatkan hasil negatif pada rapid swab antigen, hal tersebut enggak dapat menyingkirkan kemungkinan terinfeksi SARS-Cov-2 sehingga seseorang masih berisiko menularkan ke orang lain.
Baca Juga: 5 Fakta Varian Baru COVID-19 yang Dikatakan Lebih Mudah Menular!
Hasil negatif pada swab antigen dapat terjadi pada kondisi kuantitas jumlah antigen pada spesimen di bawah kemampuan level deteksi alat tersebut.
Swab antigen sendiri dilakukan dengan cara mengusap bagian dalam hidung dan tenggorokan, artinya keterampilan petugas dalam mengambil spesimen akan memengaruhi hasil.
Petugas juga harus menggunakan alat pelindung diri level 3 untuk mengambil spesimen.
Di samping itu, uji validasi hasil swab antigen masih terbatas sehingga belum dapat menggantikan posisi RT-PCR.
Rapid swab antigen direkomendasikan untuk wilayah-wilayah dengan ketersediaan alat tes PCR yang terbatas dan sulit ditemui.
Jadi, tes antigen ini sebetulnay enggak 100% efektif karena dari segi akurasi alat yang masih rendah dibandingkan dengan tes material genetik SARS-Cov-2 atau PCR.
Akan lebih baik jika kita melakukan tes ulang atau tes konfirmasi dengan PCR bila memiliki gejala atau diketahui memiliki kontak dengan orang yang terkonfirmasi COVID-19.
(*)