Waspada COVID-19 dari Klaster Keluarga, Gini Panduan Pencegahannya!

By Salsabila Putri Pertiwi, Kamis, 7 Januari 2021 | 13:16 WIB
ilustrasi bicara dengan orangtua ()

CewekBanget.ID - Pandemi COVID-19 di Indonesia masih terus berlangsung dengan kasus-kasus penularan baru yang terus bertambah setiap hari.

Rupanya, klaster keluarga menjadi salah satu klaster yang menyumbangkan angka cukup tinggi terkait dengan kasus COVID-19.

Penyebab utamanya karena memang pasti agak sulit untuk menerapkan jaga jarak antara sesama anggota keluarga di dalam rumah, jadi lebih tinggi kemungkinannya tertular pada saat ada anggota keluarga yang terinfeksi.

Baca Juga: Muncul Klaster COVID-19, Gimana Cegah Paparan Virus di Dalam Ruangan?

Tingginya Angka Penularan dari Klaster Keluarga

Berdasarkan data yang telah dihimpun oleh Satgas Penanganan COVID-19 sebagaimana dilansir dari Kompas.com, Kamis (7/1/2021), tingginya kasus penularan dari klaster keluarga salah satunya dapat dilihat di provinsi DKI Jakarta.

Kurang lebih 40,1% dari total seluruh kasus yang ada berasal dari keluarga.

Klaster keluarga ini saat ini jumlahnya sudah 5.252 sejak 4 Juni sampai 8 November 2020, yang mengakibatkan total kasus 42.019 orang.

Baca Juga: Apa Itu Klaster Keluarga dan Bahayanya dalam Penyebaran COVID-19?

Kemudian, berdasarkan hasil survei yang dilakukan di Wisma Atlet, sekitar 7% orang yang dikarantina di sana mengaku enggak pernah keluar rumah.

Artinya, kemungkinan besar mereka tertular dari anggota keluarga yang ada di rumah, atau mungkin orang yang berkunjung ke rumah, misalnya berasal dari orang yang dekat dengan mereka.

Karakteristik Klaster Keluarga

Klaster keluarga memiliki risiko penularan 10 kali lipat lebih tinggi dibanding klaster-klaster lain, seperti klaster perkantoran dan pasar.

Faktor utama tingginya risiko penularan pada klaster keluarga adalah karena sulitnya menjaga jarak antar anggota keluarga pada saat berada di rumah.

Selain itu, pemakaian masker juga kemungkinan besar enggak akan optimal, karena saat berada di rumah masker cenderung enggak akan dipakai setiap waktu.

Jadi klaster keluarga lebih didominasi situasi atau karakteristik orang berinteraksi di dalam rumah, yang memang lebih dekat.

Dengan kontak fisik yang sangat dekat, hal ini menyebabkan kesulitan untuk terjadinya pemutusan penularan pada saat dalam satu keluarga.

Mencegah Terjadinya Klaster Keluarga

Secara umum, ada dua jalur penularan virus corona dalam klaster keluarga, yakni dari orang luar rumah yang datang berkunjung dan dari anggota keluarga yang harus keluar rumah untuk kepentingan tertentu, seperti bekerja atau berbelanja ke pasar.

Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah ketika ada orang di luar rumah yang hadir, meskipun itu saudara atau teman.

Salah satu kuncinya adalah tetap menerapkan protokol 3M ketika kedatangan tamu.

Kemudian, ketika keluar rumah, misalnya saat harus beraktivitas di luar karena memang enggak bisa dihindari, harus dipastikan juga kalau kita menerapkan protokol 3M dengan sangat ketat di mana pun berada.

Baca Juga: Swab Antigen Sebelum Berkumpul Buat Cegah COVID-19, Efektif Enggak?

Untuk mengurangi potensi kemunculan keluarga, masyarakat sebaiknya membatasi aktivitas di luar rumah hanya untuk hal-hal yang penting saja.

Misalnya, kalau enggak perlu banget, enggak usah menghadiri pernikahan yang jumlah tamunya banyak.

Ketika kita datang dan jumlah pengunjung sangat membludak, lebih baik kita balik lagi dan enggak usah melanjutkan lagi untuk ada di sana.

Pasalnya risikonya jauh lebih tinggi, terutama kalau di rumah kita ada orang-orang yang berisiko, seperti orang tua yang usianya sudah lanjut atau mungkin yang punya penyakit komorbid.

(*)