CewekBanget.ID - Saat ini vaksin COVID-19 sudah mulai diedarkan ke berbagai negara; bahkan, beberapa negara pun sudah mulai melakukan penyuntikan vaksin.
Ada dua jenis vaksin yang sudah diberi izin edar sebagai penggunaan darurat, yakni vaksin Moderna dan Pfizer.
Kedua jenis vaksin tersebut telah diperiksa secara ketat oleh badan berwenang dan independen, jadi enggak ada alasan bagi masyarakat untuk mengkhawatirkan keamanan vaksin tersebut.
Baca Juga: Jangan Lengah, Ada Vaksin COVID-19 Bukan Berarti Pandemi Berakhir!
Vaksin enggak seperti obat yang dapat menumpuk di tubuh kita, jadi enggak akan mengubah susunan dalam tubuh sehingga menyebabkan efek samping jangka panjang nantinya.
Agar vaksin ini benar-benar ampuh menghentikan pandemi, harus ada sekitar 50 hingga 80% populasi yang harus mendapatkan vaksin agar tercapai kekebalan kelompok atau herd immunity.
Namun, ada beberapa kelompok orang yang enggak boleh mendapatkan vaksin, nih. Siapa saja?
Orang dengan Alergi
Ada beberapa orang yang pernah mengalami reaksi alergi parah setelah mendapatkan vaksin COVID-19.
Itu sebabnya, CDC menyarankan agar orang-orang yang memiliki reaksi alergi parah terhadap salah satu bahan dalam vaksin COVID-19 untuk enggak boleh melakukan suntik vaksin.
Orang yang pernah mengalami reaksi alergi parah terhadap jenis vaksin lain atau terapi suntik juga harus berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukan vaksin.
Mereka yang memiliki riwayat reaksi alergi parah yang enggak terkait dengan vaksinasi, misalnya karena makanan, racun, hewan peliharaan, atau lateks masih bisa mendapatkan vaksinasi.
Baca Juga: Pernyataan Presiden Jokowi Soal Vaksin COVID-19 Gratis untuk Masyarakat!
Anak-Anak
Vaksin Moderna hanya diperbolehkan untuk orang berusia 18 tahun ke atas, sedangkan vaksin Pfizer hanya boleh untuk orang berusia 16 tahun ke atas.
Saat ini, vaksin COVID-19 belum diteliti dampak dan efeknya pada anak-anak.
Selain itu, anak-anak juga enggak berwenang untuk menerima vaksinasi tersebut.
Orang yang Memiliki Gangguan Imunitas
Vaksin bekerja untuk melindungi mereka yang memiliki kekebalan lemah atau termasuk dalam kategori berisiko tinggi.
Namun, orang-orang yang kekebalannya terganggu secara serius, menderita komplikasi kronis yang dapat memengaruhi fungsi kekebalan biasanya enggak cocok dengan respons vaksin.
Oleh karena itu, orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh enggak disarankan untuk melakukan suntik vaksin COVID-19 sampai ada penelitian yang menunjukkan efektivitasnya.
Baca Juga: Menurut Peneliti, Ini 3 Hal yang Jadi Tantangan Pengembangan Vaksin Covid-19!
Perempuan Hamil
Para ahli percaya bahwa dosis eksperimental yang digunakan dalam vaksin COVID-19 mungkin enggak sesuai untuk kesehatan bayi yang sedang tumbuh.
Hal ini dapat mengakibatkan efek samping bagi perempuan hamil.
Oleh karena itu, mereka juga harus menunggu beberapa saat atau mengikuti ketentuan pihak berwenang untuk mendapatkan vaksinasi.
(*)