Mereka masih mengumpulkan data karena mereka masih lebih berfokus pada efektivitas vaksin.
Namun menurut para ahli kesehatan masyarakat, kurangnya pengetahuan tentang hal ini seharusnya membuat masyarakat bertindak seolah kondisinya adalah 'bisa menular'.
Para ahliperlu lebih memahami tentang perlindungan yang dapat diberikan vaksin COVID-19 sebelum memutuskan untuk mengubah rekomendasi tentang langkah-langkah yang harus diambil setiap orang untuk memperlambat penyebaran virus yang menyebabkan COVID-19.
Katakanlah kita telah divaksinasi dan kemudian terinfeksi, kecil kemungkinannya akan mengembangkan gejala ketika kita sudah divaksinasi.
Meski begitu, sistem kekebalan tubuh kita mungkin enggak mampu sepenuhnya melawan virus tersebut sehingga memungkinkan beberapa virus masih bertahan hidup dan berkembang biak di dalam tubuh, sehingga virus bisa keluar ketika kita bersin, batuk, atau bernapas.
Namun, belum ada yang bisa memastikan apakah jika itu terjadi cukup sering, kita dapat membuat orang lain sakit akibat virus yang kita keluarkan.
Baca Juga: Kenali Perbedaan Vaksin Sinovac dengan 6 Vaksin COVID-19 Lainnya!
BatasHerd ImmunityMasih Belum Jelas
Ingat! Janganmengabaikan protokol kesehatan meskipun sudah divaksinasi.
Protokol kesehatan yang dimaksud termasuk memakai masker, menjaga jarak, menghindari kumpul-kumpul, melakukan aktivitas di luar rumah, hingga rutin mencuci tangan.
Sebab, meskipun angka herd immunityatau kekebalan komunitas nantinya sudah tercapai, kita masih belum tahu pasti seberapa efektif vaksin COVID-19 ini.
Meskipun jika sudah sekitar 90% populasi divaksinasi, kita mungkin tentunya bisa sedikit lebih percaya diri.