Bukan Sirup atau Puyer, Ini Alasan Kenapa Vaksin Harus Disuntikkan!

By Marcella Oktania, Jumat, 15 Januari 2021 | 14:00 WIB
Ilustrasi penyuntikkan vaksin (sciencenewsforstudents.org)

Dengan menyuntikkan ke bagian otot yang banyak pembuluh darahnya, diharapkan vaksin bisa direspon oleh imunitas tubuh kita dengan lebih cepat dan meminimalisir adanya efek negatif.

Lebih jauh, efek negatif yang dimaksud adalah seperti iritasi, peradangan, granuloma, dan lain-lainnya.

FYI, sebenarnya dulu vaksin sendiri disuntikkan ke bagian bokong kita, lho!

Namun karena bagian bokong punya lemak yang berlebih, antigen dalam vaksin bisa jadi enggak bisa menyebar di dalam tubuh dengan cepat, mengendap dan mati di lemak, dan kesulitan direspon oleh imun tubuh kita.

Ilustrasi vaksin

Penyuntikkan vaksin juga enggak bisa sembarangan dan enggak sama untuk semua orang, nih.

Teknik penyuntikkan, besar kecilnya jarum suntik, usia, gender, dan seberapa besar otot seseorang juga harus diperhatikan dalam penyuntikkan vaksin,

Ini untuk memastikan vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh benar-benar masuk ke otot, bukan ke bagian saraf atau ke jaringan subkutan/lapisan kulit lemak tubuh.

Baca Juga: 5 Fakta Vaksin Sinovac yang Disuntikan pada Presiden Jokowi Hari Ini

Kenapa enggak dalam bentuk sirup atau puyer

Dilansir dari Hello Sehat, obat yang diminum, entah dalam bentuk sirup atau puyer memang bisa juga masuk ke dalam pembuluh darah kurang lebih 30 menit hingga 6 jam.

Namun, kecepatan penyerapannya sangat lambat dibandingkan ketika langsung disuntikkan ke dalam tubuh, karena obat atau vaksin yang diminum bakalan melalui proses pencernaan yang cukup panjang.

Kalau begini, balik ke poin sebelumnya, bisa jadi ada banyak efek negatif yang kita rasakan, lho!