Mengenal GeNose, Alat Tes COVID-19 yang Bakal Diterapkan 5 Februari

By Marcella Oktania, Senin, 25 Januari 2021 | 12:30 WIB
GeNose, alat pendeteksi COVID-19 buatan UGM (kompas.com)

CewekBanget.ID - Mulai tanggal 5 Februari, pemerintah bakalan memakai alat tes COVID-19 yang menggunakan sampel napas, bernama GeNose untuk pengecekan di stasiun kereta api dan terminal bus.

Dirjen Perhubungan Darat, Budi Setiyadi mengatakan kalau terminal pertama yang bakal memakai GeNose adalah Terminal Pulo Gebang dan bakalan segera didistribusikan ke 44 titik stasiun di Jawa dan Sumatera.

Baca Juga: Studi: Kekurangan Vitamin Ini Bikin Kita Rentan Kena Virus Corona!

Nantinya, pengecekan dengan GeNose juga bakalan dilakukan secara acak.

Orang yang terlacak positif COVID-19oleh GeNose enggak bakal diperbolehkan buat naik kereta atau bus.

Namun, sebenarnya apa sih GeNose itu?

GeNose

GeNose adalah alat deteksi COVID-19 yang dibuat oleh Prof. Dr. Eng Kuwat Triyana dan tim dari Universitas Gadjah Mada.

Pada bulan Oktober 2020 lalu, GeNose sendiri sudah menjalani uji diagnosti dan di tanggal 24 Desember 2020, GeNose sudah dapat izin edar dari Kementerian Kesehatan.

Setelah dapat izin edar, GeNose selanjutnya bakalan diproduksi massal.

Cara kerja GeNose

Dilansir dari situs resmi UGM, anggota pengembang GeNose, Dian Kesumapramudya Nurputra mengatakan kalau cara kerja GeNose adalah dengan mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC).

VOC bakalan terbentuk kalau ada seseorang yang terinfeksi virus Corona dan bisa keluar melalui napas.

Jadi, orang-orang yang bakal diperiksa dengan GeNose bakalan diminta untuk menghembuskan nafasnya ke dalam tabung khusus yang sudah dipenuhi sensor.

Sensor dalam tabung bakalan bekerja buat melacak adanya VOC atau enggak, lalu datanya bakalan diolah oleh kecerdasan buatan.

Hasil GeNose sendiri bisa muncul kurang dari 2 menit, lho!

Akuratkah GeNose?

Pihak UGM sendiri sudah coba uji profiling dengan menggunakna 600 sampel data valid dari Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus COVID-19 Bambanglipuro, Yogyakarta.

Hasilnya, akurasi dari GeNose ini bisa mencapai 97 persen.

Harga

Untuk harganya, enggak bakalan setinggi tes PCR, rapid test, atau antigen, kok.

Baca Juga: Disiplin dengan 3 Kunci Utama Tangani COVID-19 yang Harus Kita Ketahui

Satu orang yang menggunakan GeNose bakalan dikenai biaya cuma Rp 20.000 aja, bahkan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi bakalan ngasih kemungkinan kalau GeNose bisa dibanderol cuma Rp 15.000 aja.

Risiko

Ramah di kantong dengan akurasi tinggi, tapi wajib diingat kalau GeNose belum tentu bisa mengganti tes COVID-19 lainnya, seperti PCR atau rapid test, ya.

Menurut Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman mengatakan kalau GeNose itu sifatnya cuma screening dini kayak thermo gun.

Bedanya, GeNose dianggap lebih sensitif, walaupun enggak bakalan bisa menggantikan PCR atau rapid test.

Selain itu, ahli biologi molekuler Indonesia, Ahmad Utomo juga memberikan catatan.

"Misalnya, ini jelas hasilnya positif, terus (GeNose) hasilnya negatif. Nanti kalau ada apa-apa liability-nya bagaimana? Atau misalnya dipakai di klinik, pasien protes ke klinik tersebut. Nah nanti yang layak diprotes itu kliniknya, produsennya, atau siapa?" kata Ahmad, seperti diberitakan Kompas.com, 27 Desember 2020.

Well, sampai saat ini baik pihak UGM maupun Kemenkes belum ada tanggapan soal rsiko menggunakan GeNose.

Namun walaupun begitu, kita tetap harus bangga sama penemuan buatan anak bangsa!

(*)

Baca Juga: 5 Fakta Varian Terbaru Virus Corona. Lebih Menular & Mematikan?