Ketakutan Bukan Bahan Lelucon. Stop Menggoda Pengidap Fobia!

By Salsabila Putri Pertiwi, Senin, 8 Februari 2021 | 16:33 WIB
Claustrophobia (Boldsky)

Gejala Fobia

Ini juga jadi faktor pembeda antara ketakutan dan fobia, girls.

Fobia dapat menimbulkan gejala-gejala fisik yang terus berulang setiap kali pengidapnya berhadapan dengan hal yang ditakuti.

Gejala akibat serangan panik dalam fobia tersebut antara lain berkeringat, merinding, gemetar, sakit kepala, jantung berdegup kencang, mual, pengin pingsan, sulit bernapas, mendengar denging di telinga, serta sering pengin ke toilet.

Stop Bullying Pengidap Fobia!

Semakin aneh fobia, semakin mungkin seseorang yang mengidapnya dianggap mengada-ada.

Bahkan enggak jarang, orang sekitarnya malah menggoda dan menjejalinya dengan hal yang ditakuti. Meskipun fobia bisa memicu serangan panik, enggak banyak yang menyadari hal ini dan malah menormalisasi candaan terhadap pengidap fobia. Alih-alih menyembuhkan, orang-orang ini justru memperparah gangguan kecemasan yang dialami para pengidap.

Perundungan enggak mesti dilakukan langsung secara fisik atau lewat kata-kata kasar; lewat kesengajaan menyerang kelemahan pengidap fobia pun, seseorang bisa dikatakan mem-bully, terlebih jika tujuannya ialah menertawakan atau mempermalukan di depan umum.

Lebih jauh lagi, bullying justru bisa menjadi sumber fobia seseorang.

Menurut sejumlah psikolog, faktor genetis berkontribusi terhadap fobia yang seseorang miliki, begitu pula dengan reaksi kimia yang terjadi di otak sehingga seseorang enggak merespons hal yang ditakutinya sebagaimana mayoritas orang.

Namun yang patut dicatat, fobia juga bisa terjadi karena adanya kombinasi faktor biologis dan lingkungan sekitar. Pengalaman negatif pada masa lampau bisa membuat orang benci setengah mati terhadap sesuatu, bahkan menunjukkan gejala perubahan fisik mendadak.

Sebagai salah satu bagian dari gangguan kecemasan, fobia sebenarnya bukanlah hal yang lucu untuk dijadikan candaan ya, girls.

Konsekuensi enggak sepele mesti dihadapi si pengidap, tetapi sayangnya, enggak selalu orang sekitar memahami masalah psikologis yang dia alami.

Yuk, belajar lebih bersimpati kepada pengidap fobia dan bantu mereka mengatasi ketakutan dengan cara yang tepat, bukan malah dengan memancing ketakutannya keluar.

(*)

Baca Juga: 3 Tipe Claustrophobia yang Harus Kita Tahu. Takut pada Ruang Sempit Hanya Satu di Antaranya!