Pelecehan Seksual Terjadi Bukan Karena Pakaian Korban. Cuma Mitos!

By Salsabila Putri Pertiwi, Minggu, 25 April 2021 | 14:35 WIB
Ilustrasi pelecehan seksual (foto: dramaswithasiadeofkimchi.com)

CewekBanget.ID - Meski kesadaran terhadap pelecehan dan kekerasan seksual terus meningkat, kasusnya yang paling banyak menimpa perempuan enggak kunjung berhenti.

Pelecehan seksual adalah isu serius yang enggak seharusnya dianggap angin lalu, atau dinilai sebagai sesuatu yang terjadi akibat kesalahan dan kelalaian korban.

Apa lagi kalau pandangan tersebut didasari oleh bagaimana korban berpakaian atau berpenampilan. Duh, ini enggak banget!

 

Padahal semua orang harus ingat, pelecehan dan kekerasan seksual enggak ada kaitannya dengan pakaian korban, lho.

Baca Juga: Bukan Salah Korban, Yuk Segera Akhiri Budaya Victim Blaming!

Bukan Salah Korban

Drama 'Sell Your Haunted House'

Dalam menilai sebuah kasus pelecehan dan kekerasan seksual, kita mestinya fokus pada kesalahan pelaku alih-alih faktor yang dianggap sebagai alasan seseorang menjadi korban, misalnya pakaian yang digunakan korban.

"Bukan pakaiannya, tapi pelakunya yang harus kita perhatikan. Karena sepanjang hidupnya, setiap perempuan pernah mengalami pelecehan seksual," kata Wakil Ketua Komnas Perempuan Mariana Amiruddin kepada Kompas.com, Kamis (2/7/2020) seperti dilansir dari Kompas.com.

Survei Pelecehan Seksual di Ruang Publik yang dilaksanakan secara nasional pada akhir tahun 2018 selama 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) juga pernah membahas cara berpakaian korban yang sering dianggap sebagai penyebab terjadinya pelecehan dan kekerasan seksual.

Baca Juga: Cerita Pengalaman di-Catcall, Cinta Laura: Stand Up for Yourself!

Nah, menurut hasil survei, mayoritas korban pelecehan justru memakai celana atau rok panjang (18%), hijab (17%), dan baju lengan panjang (16%) saat mengalami pelecehan seksual alih-alih mengenakan baju terbuka.

Bahkan, perempuan yang mengenakan pakaian tertutup, longgar, hingga bercadar juga enggak luput dari pelecehan, malah di siang hari.

Jadi tudingan kalau pelecehan seksual terjadi kalau korban menggunakan pakaian mini dan terbuka itu enggak benar, kan?

 

 

 

Waktu Kejadian

Banyak juga yang menuding, kasus pelecehan dan kekerasan seksual cenderung terjadi pada cewek yang pulang atau berada di luar rumah pada malam hari.

Fyi, hasil survei juga menunjukkan bahwa waktu korban mengalami pelecehan mayoritas terjadi pada siang hari sebanyak 35% dan sore hari sebanyak 25%.

Jadi mitos pelecehan seksual terjadi pada korban yang berada di luar rumah di malam hari juga enggak tepat, nih!

Baca Juga: 5D Cegah Pelecehan Seksual di Ruang Publik. Stop Jadi Bystander Pasif!

Dengan kata lain, sebenarnya yang harus dikontrol adalah pikiran pelaku, bukan pakaian atau waktu korban beraktivitas.

Jangan sampai juga kita menjadi korban pelecehan dan kekerasan seksual, ya!

Kalau kita pernah mengalaminya, jangan takut untuk speak up atau bercerita kepada orang terdekat yang bisa kita percaya.

Harus diingat bahwa korban enggak perlu merasa bersalah ketika mengalami pelecehan dan kekerasan seksual.

 

(*)